Korsel Protes Penahanan 475 Warganya di Pabrik Hyundai AS

Korsel Protes Penahanan 475 Warganya di Pabrik Hyundai AS

SEOUL – Pemerintah Korea Selatan (Korsel) menyatakan keprihatinan mendalam terkait penahanan ratusan warganya dalam penggerebekan otoritas imigrasi Amerika Serikat (AS) di pabrik Hyundai, Negara Bagian Georgia. Insiden yang terjadi pada Kamis (04/09/2025) itu disebut sebagai salah satu operasi penegakan hukum imigrasi terbesar di negara tersebut.

Sebanyak 475 pekerja ditangkap oleh aparat federal, termasuk petugas dari Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE) serta Keamanan Dalam Negeri (HSI). Mayoritas dari mereka adalah warga negara Korea Selatan yang diduga bekerja tanpa izin atau melanggar aturan tinggal di AS.

Menanggapi kejadian ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Korsel, Lee Jae Woong, menegaskan bahwa pemerintahnya menolak segala bentuk perlakuan yang dianggap merugikan warga maupun perusahaan asal Korea.

“Dalam proses penegakan hukum AS, kegiatan ekonomi perusahaan investasi serta hak dan kepentingan warga kami tidak boleh dilanggar secara tidak adil,” ujar Lee, Jumat (05/09/2025).

Pemerintah Korsel segera melayangkan nota protes resmi melalui Kedutaan Besar AS di Seoul. Selain itu, satuan tugas khusus akan dibentuk di Georgia dengan dukungan Konsulat Jenderal Korsel di Atlanta untuk memberikan bantuan hukum dan perlindungan bagi warganya.

Hyundai Motor Group yang fasilitasnya menjadi lokasi penggerebekan mengaku sedang memantau perkembangan kasus tersebut. Perusahaan menegaskan bahwa pekerja yang ditahan bukan karyawan langsung Hyundai, melainkan tenaga kerja dari kontraktor dan subkontraktor proyek pembangunan pabrik baterai bersama LG Energy Solution di Ellabell, Georgia.

Dari sisi otoritas AS, Steven Schrank, agen khusus HSI Georgia, menyebut penggerebekan ini sebagai penangkapan terbesar sepanjang sejarah lembaganya untuk satu kali operasi. Ia menegaskan bahwa para pekerja yang diamankan diduga kuat melanggar izin tinggal atau bekerja secara ilegal di AS. Namun, hingga kini belum ada tuntutan pidana yang diajukan terhadap pihak-pihak terkait.

Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan ratusan pekerja dibawa keluar dari lokasi konstruksi. Para agen terlihat memeriksa dokumen imigrasi, melakukan wawancara singkat, dan mengecek latar belakang setiap individu.

Kasus ini tidak hanya menyoroti isu ketenagakerjaan ilegal di AS, tetapi juga berpotensi memengaruhi hubungan diplomatik dan ekonomi kedua negara. Korsel merupakan salah satu investor terbesar di sektor otomotif dan energi ramah lingkungan di Amerika, sehingga stabilitas hubungan menjadi krusial. Pemerintah Seoul menegaskan akan terus memantau situasi dan memberikan pendampingan hukum bagi para pekerja yang terdampak. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Internasional