Drone Houthi Tembus Bandara Ramon, Pertahanan Israel Dipertanyakan

Drone Houthi Tembus Bandara Ramon, Pertahanan Israel Dipertanyakan

TEL AVIV – Serangan drone kamikaze Houthi asal Yaman kembali menyoroti rapuhnya sistem pertahanan Israel yang selama ini digadang sebagai salah satu paling modern di dunia. Insiden terbaru terjadi pada Minggu (07/09/2025) sore, ketika sebuah drone berhasil menghantam terminal kedatangan Bandara Ramon di Israel selatan tanpa terdeteksi secara efektif oleh sistem keamanan.

Yang mengejutkan, tidak ada sirene peringatan yang berbunyi. Sistem berlapis Israel yang terdiri dari Iron Dome, David’s Sling, Arrow, hingga radar jarak jauh sama sekali tidak memberikan respons. Akibat serangan tersebut, kaca terminal pecah, lantai penuh serpihan, dan dua orang mengalami luka ringan. Bandara sempat ditutup selama 90 menit sebelum kembali beroperasi.

Militer Israel (IDF) mengakui adanya kejanggalan dalam insiden ini. Angkatan Udara Israel menyebut radar sempat menangkap keberadaan objek, namun drone itu tidak diklasifikasikan sebagai ancaman. “Tidak ada indikasi kerusakan teknis pada radar,” demikian pernyataan resmi IDF.

Pertanyaan besar pun muncul: bagaimana mungkin sistem pertahanan yang diklaim sebagai benteng udara paling aman di dunia bisa dilumpuhkan oleh drone rakitan sederhana?

Sejumlah analis militer mengajukan beberapa kemungkinan. Pertama, drone Houthi diduga terbang dengan profil sangat rendah dan kecepatan lambat, sehingga sulit dibedakan dari objek sipil atau bahkan burung. Kedua, ukuran kecil dan material ringan membuat pantulan radar hampir tak terlihat. Houthi juga dikenal sering memodifikasi drone mereka dengan bahan penyerap radar dan jalur penerbangan yang tak terduga. Ketiga, kesalahan klasifikasi otomatis membuat militer Israel menyepelekan ancaman yang sebenarnya mematikan.

Bagi Israel, serangan ini menjadi tamparan besar. Selama bertahun-tahun, negeri itu membangun citra sebagai pemilik pertahanan udara tak tertembus. Namun, satu serangan sederhana mampu mengungkap celah besar dalam sistem keamanan nasionalnya.

Bagi Houthi, keberhasilan menembus jauh ke dalam wilayah Israel membawa pesan simbolis: teknologi mahal tidak selalu menjamin keamanan penuh. Dengan biaya relatif murah, mereka bisa mempermalukan lawan yang memiliki anggaran militer miliaran dolar.

Insiden ini juga dipandang memperlebar spektrum ancaman di kawasan. Jika satu drone bisa menembus sistem berlapis Israel, maka muncul pertanyaan bagaimana jika serangan massal dengan puluhan atau ratusan unit dilakukan.

Bukan sekadar kerugian materi, insiden di Bandara Ramon mengirim sinyal jelas: perang modern bukan hanya soal kekuatan senjata besar, tetapi juga kreativitas dalam mengakali teknologi lawan. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Internasional