JAKARTA – Ibu Kota kembali menjadi pusat perhatian pada Senin (09/09/2025) dengan digelarnya tiga aksi demonstrasi yang melibatkan mahasiswa, kelompok masyarakat sipil, hingga komunitas netizen. Untuk menjaga ketertiban, sebanyak 4.216 personel gabungan dari Polri, TNI, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diturunkan di berbagai titik strategis.
Kasi Humas Polres Metro Jakarta Pusat, Iptu Ruslan Basuki, menyampaikan bahwa apel kesiapan dilaksanakan pukul 09.00 WIB sebelum massa aksi mulai bergerak.
“Pam DPR ada 2.852 personel gabungan (Polri, TNI, Pemda DKI), Pam wilayah Jakpus ada 1.364 personel gabungan,” ujar Ruslan saat dihubungi, Senin.
Salah satu demonstrasi utama dipusatkan di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan. Aksi ini diprakarsai Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) bersama BEM Universitas Indraprasta PGRI (Unindra). Dengan tema “#RakyatTagihJanji”, massa diperkirakan memulai aksi sekitar pukul 13.00 WIB. Wakil Kepala Departemen Aksi dan Propaganda BEM UI 2025, Bima Surya, menyebut jumlah peserta akan terus bertambah. “Untuk estimasi massa pagi ini sekitar 300-350 orang ya,” katanya.
Sebelum berangkat, para mahasiswa berkumpul di Lapangan FISIP UI, Depok, pada pukul 10.00 WIB, lalu bergerak menuju Senayan sekitar pukul 12.00 WIB. Aksi ini tidak hanya melibatkan mahasiswa, tetapi juga mengundang partisipasi masyarakat umum, termasuk aliansi ojek online dan sejumlah BEM kampus lain.
“Sejak kemarin, kami sudah berusaha menghubungi beberapa BEM kampus dan beberapa aliansi agar turut serta dalam aksi besok,” tambah Bima.
Tuntutan yang diusung pun cukup besar. BEM UI membawa “17+8 Tuntutan Rakyat” yang dirumuskan berdasarkan kajian akademis seluruh fakultas di UI, kritik publik di media sosial, serta isu-isu yang diangkat buruh dan kelompok sipil dalam aksi sebelumnya.
“Rencananya, hasil kajian akan kami serahkan ke DPR RI. Massa aksi akan menunggu dan mendesak agar perwakilan DPR RI menemui mahasiswa,” tegas Bima.
Selain di DPR, dua titik lain juga menjadi lokasi protes. BEM Unindra bersama sejumlah elemen masyarakat memilih Pos Polisi Merdeka Barat, Gambir, sebagai tempat berkumpul dan menyuarakan aspirasi. Sementara kelompok Gerakan Suara Keadilan Netizen menggelar aksi di Kantor Hukum Elza Syarief, Jalan Latuharhary, Menteng.
Kehadiran ribuan aparat keamanan di tiga titik ini menunjukkan tingginya perhatian pemerintah terhadap potensi kerawanan. Sejumlah rekayasa lalu lintas pun telah disiapkan untuk mengantisipasi kepadatan arus kendaraan di sekitar kawasan aksi.
Meski berbeda lokasi, ketiga demonstrasi membawa semangat yang sama, yakni menyalurkan aspirasi publik terhadap pemerintah dan wakil rakyat. Situasi ini juga menandai bahwa ruang demokrasi di Jakarta tetap hidup, meski diwarnai pengamanan ketat dari aparat negara. []
Diyan Febriana Citra.