Raker Perdana, Purbaya Bahas APBN 2026 dan Ekonomi

Raker Perdana, Purbaya Bahas APBN 2026 dan Ekonomi

JAKARTA – Rapat kerja perdana Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa dengan Komisi XI DPR RI pada Rabu (10/09/2025) bukan hanya membahas rencana kerja anggaran Kementerian Keuangan, tetapi juga menjadi panggung perkenalan gaya kepemimpinannya sebagai bendahara negara yang baru.

Purbaya yang sebelumnya menjabat Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengaku harus beradaptasi dengan tanggung jawab barunya. Ia menyadari, gaya komunikasi yang sebelumnya lugas dan blak-blakan kini harus lebih terkendali.

“Kalau waktu LPS, saya katanya ngomongnya agak ‘koboi’, sekarang nggak boleh saya. Saya baru merasakan dampaknya, rupanya beda,” ujarnya dalam rapat di Kompleks Parlemen, Senayan. Purbaya bahkan menegaskan memilih membaca naskah yang sudah dipersiapkan staf Kementerian Keuangan agar pesannya tersampaikan secara formal dan tepat.

Dalam kesempatan itu, ia memaparkan dua poin utama: peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam menjaga stimulus ekonomi sekaligus pemerataan kesejahteraan, serta rencana kerja dan pagu anggaran Kemenkeu untuk tahun 2026.

Purbaya hadir bersama jajaran pimpinan Kemenkeu, termasuk Wakil Menteri Suahasil Nazara, Anggito Abimanyu, Thomas Djiwandono, serta Sekretaris Jenderal Heru Pambudi. Para direktur jenderal dan staf ahli juga turut mendampingi, menunjukkan kekompakan barisan internal Kemenkeu dalam menghadapi agenda strategis tahun depan.

Menariknya, sejumlah anggota Komisi XI justru memberi ruang kepada Purbaya untuk tetap tampil dengan gaya khasnya. “Boleh saja bicara ala koboi,” ujar salah satu anggota, “asalkan tetap jelas isi dan substansi kebijakannya.” Hal ini mencerminkan ekspektasi parlemen: bukan sekadar formalitas, tetapi keberanian untuk menyampaikan arah fiskal dengan lugas.

Momentum raker perdana ini datang sehari setelah Purbaya resmi menerima tongkat estafet dari Sri Mulyani Indrawati melalui prosesi serah terima jabatan di Kementerian Keuangan. Purbaya tak segan menyampaikan permohonan maaf atas gaya bicaranya yang mungkin dinilai kurang pas, serta berjanji berhati-hati dalam setiap pernyataan publik.

Ia juga menekankan komitmen untuk tetap meminta masukan dari Sri Mulyani terkait arah kebijakan fiskal. “Saya akan berhati-hati, dan saya juga akan meminta arahan Ibu Sri Mulyani,” katanya. Baginya, kesinambungan dan stabilitas kebijakan keuangan adalah kunci agar perekonomian nasional tumbuh lebih baik.

Dengan raker perdana ini, Purbaya tidak hanya menguji strategi anggaran, tetapi juga kemampuan membangun kepercayaan, baik kepada parlemen maupun publik. Pergeseran gaya komunikasi dari koboi menjadi lebih hati-hati tampaknya akan menjadi salah satu ciri penting masa awal kepemimpinannya di Kementerian Keuangan. []

Diyan Febriana Citra.

Nasional