PARLEMENTARIA – Kutai Kartanegara (Kukar) kembali menorehkan prestasi nasional dengan diraihnya penghargaan Pemimpin Daerah Program Ketahanan Pangan dalam ajang Pemimpin Daerah Award 2025. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian kepada Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin.
Capaian itu menegaskan bahwa Kukar tidak hanya unggul dalam potensi sumber daya alam, tetapi juga berhasil mengelola sektor pertanian secara strategis. Upaya yang dilakukan Pemkab Kukar untuk memperkuat ketahanan pangan dinilai mampu menjadi model bagi daerah lain di Indonesia.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Salehuddin, yang berasal dari daerah pemilihan Kukar, menilai penghargaan tersebut sudah selayaknya diraih. Menurutnya, Kukar memiliki kombinasi ideal antara potensi lahan pertanian yang luas dan subur serta dukungan lintas sektor melalui program pemerintah daerah.
“Program di beberapa perangkat daerah itu melakukan proses penguatan, tidak hanya dalam dinas yang menjadi leading sektornya sendiri, tapi beberapa OPD lain juga bergerak sama dan saya pikir sudah seharusnya Kukar berprestasi, karena memang potensinya luar biasa,” ujar Salehuddin, Jumat (12/09/2025).
Ia menambahkan, pencapaian ketahanan pangan tidak bisa dilepaskan dari sinergi yang solid antara pemerintah, petani, hingga masyarakat. Karena itu, menurutnya, alokasi minimal 10 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk ketahanan pangan harus terus dipertahankan. Tidak hanya itu, keberadaan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) juga perlu diperkuat untuk memastikan pembinaan berjenjang.
“Saya pikir pembinaan berjenjang mulai KTNA-nya juga berjalan, termasuk bagaimana mungkin prioritas 10 persen dari APBD untuk ketahanan pangan, jadi saya pikir ini hal-hal yang harusnya tetap dipertahankan,” jelas Sekretaris Komisi I DPRD Kaltim itu.
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa program pemerintah daerah harus mampu menjawab kebutuhan petani agar produktivitas meningkat. Dengan begitu, masyarakat tidak bergantung pada pasokan dari luar daerah. Kukar disebutnya telah menunjukkan langkah nyata menuju kemandirian pangan melalui inovasi kebijakan dan program berkelanjutan.
“Pangan selama ini secara umum di Kaltim sangat tergantung dengan daerah yang lain, dengan muncul Kukar-Kukar yang lain untuk bagaimana menghasilkan pangan tidak tergantung dengan daerah yang lain sekaligus juga mungkin proaktif dari program pemerintah sendiri,” tutur Salehuddin.
Selain menjadi kebanggaan, penghargaan ini diharapkan dapat menjadi pemicu semangat bagi kabupaten lain di Kaltim. Masih banyak daerah dengan potensi lahan yang besar, namun belum digarap secara optimal. Menurut Salehuddin, jika pemerintah kabupaten berani mengelola dengan serius serta mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi, maka ketahanan pangan Kaltim bisa lebih merata.
“Saya berharap semuanya kabupaten yang lain juga harus bisa mengikuti, karena potensi lahan masih besar bagi kita, tinggal bagaimana orkestrasi pemerintah kabupaten untuk memaksimalkan ini dan Pemprov Kaltim juga harus punya tanggung jawab mendorong ini,” tutupnya.
Penghargaan yang diterima Kukar tidak hanya sekadar simbol prestasi, tetapi juga menandakan adanya perubahan paradigma pembangunan daerah. Fokus pada pangan berarti menyiapkan ketahanan ekonomi, sosial, dan masa depan masyarakat. Dengan strategi yang konsisten dan dukungan berbagai pihak, Kukar berpeluang menjadi contoh nasional dalam mewujudkan kemandirian pangan berkelanjutan. []
Penulis: Muhammaddong | Penyunting: Agnes Wiguna