JAKARTA – Aktivitas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (15/09/2025), menjadi perhatian publik setelah Presiden Prabowo Subianto memanggil sejumlah menteri Kabinet Merah Putih. Pertemuan tersebut berlangsung di tengah isu mengenai paket stimulus ekonomi baru yang tengah disiapkan pemerintah untuk menjaga ketahanan masyarakat menghadapi kondisi global yang penuh ketidakpastian.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, enggan memberikan jawaban pasti terkait isu pembahasan stimulus. “Wah ini rapat dulu, ya,” ujarnya singkat saat ditemui wartawan. Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah akan meluncurkan program bantuan pangan sebagai bagian dari kebijakan perlindungan sosial. “Iya bantuan pangan 2 bulan dulu, ntar di sana 4 bulan untuk 18,2 juta saudara-saudara kita yang kurang mampu. Dua bulan jadi total 364.000 ton kira-kira,” tutur Zulhas.
Selain Zulkifli, beberapa menteri lain juga terlihat hadir, antara lain Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Koperasi Ferry Joko Yuliantono, serta Menteri Ketenagakerjaan Yassierli. Kehadiran para menteri ini menunjukkan bahwa rapat tidak hanya fokus pada stimulus ekonomi, tetapi juga menyangkut isu strategis lintas sektor.
Andi Amran menekankan bahwa pembahasan kali ini menyentuh soal pangan dan hilirisasi. “Tentang pangan. Lebih ke hilirisasi salah satunya,” kata Amran. Hal ini memperkuat sinyal bahwa kebijakan yang disiapkan pemerintah bukan sekadar jangka pendek, tetapi juga diarahkan pada pembangunan nilai tambah sektor pertanian.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengungkapkan bahwa ia hadir untuk melaporkan perkembangan program di bidang tenaga kerja.
“Rapat biasa aja. Kalau saya sih ketenagakerjaan, apa yang sudah dilakukan, dan rencana selanjutnya,” ujarnya. Ketika ditanya mengenai stimulus, ia meminta agar pertanyaan diarahkan kepada menteri koordinator. “Nanti Pak Menko, ya,” katanya.
Sebelumnya, pemerintah memang sudah memberi sinyal akan menambah stimulus ekonomi, termasuk paket bantuan pangan, dukungan bagi sektor ketenagakerjaan, hingga program hilirisasi pertanian. Stimulus ini dinilai penting untuk menjaga daya beli masyarakat, memperluas lapangan kerja, serta memperkuat fondasi ketahanan pangan nasional.
Kehadiran sejumlah menteri di Istana juga menandakan bahwa Presiden Prabowo ingin kebijakan yang disusun terintegrasi dan mencakup berbagai dimensi. Dari sisi fiskal, Purbaya Yudhi Sadewa diperkirakan akan menyiapkan skema pembiayaan. Dari sisi pangan, Zulkifli dan Andi Amran memastikan ketersediaan bahan pokok. Sementara sektor tenaga kerja dan koperasi juga tidak luput dari perhatian.
Dengan demikian, rapat di Istana kali ini menjadi titik penting bagi arah kebijakan ekonomi pemerintah hingga akhir 2025. Publik kini menantikan kepastian detail stimulus yang akan diumumkan, baik terkait besarannya maupun sasaran programnya. []
Diyan Febriana Citra