Ribuan Warga Argentina Protes Tolak Veto Presiden

Ribuan Warga Argentina Protes Tolak Veto Presiden

BUENOS AIRES – Aksi protes besar kembali mengguncang pusat kota Buenos Aires pada Rabu (17/09/2025), menyusul keputusan Presiden Argentina Javier Milei yang memveto rancangan undang-undang mengenai tambahan anggaran untuk universitas dan Rumah Sakit Anak Garrahan. Ribuan warga turun ke jalan, menandai meningkatnya ketegangan antara pemerintah dan masyarakat sipil.

Massa berkumpul di sekitar gedung Kongres Argentina yang dijaga ketat aparat keamanan. Demonstrasi tersebut berlangsung saat para anggota parlemen sedang membahas veto presiden dan kemungkinan upaya pembatalannya. Untuk membatalkan veto, oposisi memerlukan dukungan minimal dua pertiga suara di parlemen sebuah tantangan politik yang tidak mudah dicapai.

Keputusan Milei bukanlah yang pertama. Presiden berhaluan libertarian itu telah berulang kali menggunakan hak vetonya terhadap sejumlah kebijakan sosial yang dianggap berpotensi membebani anggaran negara. “Milei konsisten menolak inisiatif yang dinilai bisa memperbesar defisit fiskal,” ujar seorang pengamat politik setempat.

Sebelumnya, Milei menolak rancangan undang-undang yang berkaitan dengan kenaikan pensiun, pendanaan layanan penitipan anak, tambahan anggaran pendidikan tinggi, hingga peningkatan dukungan bagi penyandang disabilitas. Sikap tegas ini menuai kontroversi. Di satu sisi, ia dipuji karena berusaha menjaga disiplin fiskal. Namun, di sisi lain, banyak kalangan menilai langkah tersebut mengorbankan hak-hak sosial masyarakat, khususnya kelompok rentan.

Demonstrasi kali ini memperlihatkan solidaritas yang luas. Mahasiswa, dosen, tenaga kesehatan, hingga orang tua pasien Rumah Sakit Anak Garrahan bersatu menyuarakan kekecewaan mereka. Bagi para pengunjuk rasa, pemotongan anggaran di sektor pendidikan dan kesehatan adalah kebijakan yang tidak bisa diterima.

“Universitas adalah masa depan bangsa, dan rumah sakit ini adalah harapan bagi anak-anak kami. Mengapa harus dikorbankan demi angka-angka di neraca?” teriak salah seorang demonstran di tengah kerumunan.

Situasi politik Argentina pun semakin memanas. Pada awal September 2025, parlemen berhasil membatalkan veto presiden untuk pertama kalinya dalam 22 tahun, menunjukkan adanya celah dalam dominasi eksekutif. Hal itu memberi harapan bagi oposisi bahwa veto Milei terkait anggaran pendidikan dan kesehatan juga bisa dipatahkan.

Namun, keberhasilan parlemen membatalkan veto tidak hanya bergantung pada suara oposisi, melainkan juga dukungan dari kelompok-kelompok politik yang selama ini cenderung netral. Pertarungan politik ini diperkirakan akan semakin sengit, mengingat isu pendidikan dan kesehatan sangat dekat dengan kebutuhan rakyat.

Demonstrasi di Buenos Aires bukan sekadar protes atas kebijakan anggaran, tetapi juga simbol perlawanan terhadap arah politik ekonomi yang dijalankan Presiden Milei. Bagi masyarakat Argentina, keputusan ini menyangkut masa depan generasi muda sekaligus keberlangsungan layanan kesehatan publik yang vital. []

Diyan Febriana Citra.

Internasional