LONDON – Kunjungan kenegaraan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Inggris pada Rabu (17/09/2025) tidak hanya menampilkan prosesi megah di Kastel Windsor, tetapi juga diwarnai ribuan warga yang turun ke jalan untuk menyatakan penolakan.
Di pusat kota London, massa berpawai dari Portland Place menuju Parliament Square sambil membawa poster bernada kritik terhadap kebijakan Washington, mulai dari isu imigrasi, konflik Gaza, hingga perubahan iklim. Iringan suara drum dan terompet menambah semarak suasana unjuk rasa yang dikawal ketat aparat. Kepolisian Metropolitan memperkirakan jumlah peserta mencapai 5.000 orang, sementara lebih dari 1.600 personel diterjunkan untuk menjaga keamanan. Polisi juga mengingatkan bahwa aksi harus bubar pada pukul 19.00 waktu setempat.
Seorang pengunjuk rasa asal Amerika Serikat, Amanda, bahkan rela terbang dari Los Angeles ke London demi bergabung dengan massa. “Saya rasa, semuanya menjadi sangat kacau belakangan ini. Kita tidak memiliki kepemimpinan yang baik dan saya sangat khawatir dengan arah yang diambil pemerintah AS dan dunia pada umumnya,” ujarnya.
Di sisi lain, kunjungan Trump membawa agenda strategis bagi pemerintah Inggris. Sehari sebelumnya, Downing Street mengumumkan kesepakatan kerja sama teknologi bernilai miliaran dolar AS. Kesepakatan itu mencakup bidang-bidang yang tengah berkembang pesat, seperti kecerdasan buatan (AI), komputasi kuantum, dan energi nuklir. Pemerintah Inggris menyebut kerja sama ini akan memperkuat posisi kedua negara dalam inovasi global.
Salah satu langkah nyata dari kesepakatan tersebut adalah rencana Google membuka pusat data di Waltham Cross, Hertfordshire. Namun, rencana itu menimbulkan reaksi beragam. Philip Threlfall, warga Hitchin di wilayah Hertfordshire, menyatakan keraguan. Ia menilai pembangunan pusat data tak terelakkan, tetapi menegaskan bahwa dampaknya bisa merugikan masyarakat.
“Hanya akan berdampak buruk bagi semua orang, menghabiskan sumber daya listrik, mempersempit lahan basah, dan menghasilkan limbah rutin,” ujarnya.
Aksi protes kali ini dikoordinasikan kelompok Stop Trump Coalition. Malam sebelumnya, koalisi yang sama juga menggelar unjuk rasa di Windsor dengan sekitar 100 orang hadir menyuarakan penolakan. Meski skalanya lebih kecil, pesan yang mereka bawa tetap sama menolak kehadiran Trump di Inggris.
Sementara itu, agenda kenegaraan Trump masih berlanjut. Menurut Istana Buckingham, presiden AS tersebut dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Keir Starmer di Chequers, kediaman resmi perdana menteri, pada Kamis (18/09/2025). Pertemuan bilateral ini akan menjadi penutup kunjungan kenegaraan yang sejak awal memadukan dua wajah berbeda: diplomasi resmi yang menekankan kerja sama strategis, dan gelombang protes publik yang menolak kehadiran Trump. []
Diyan Febriana Citra.