ADVERTORIAL – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Kartanegara (Kukar), Abdul Rasyid, menyoroti kondisi wilayah Batu Dinding, Kelurahan Loa Tebu, yang dinilai masih jauh tertinggal dari segi pembangunan infrastruktur maupun ekonomi masyarakat. Hal tersebut ia sampaikan saat diwawancarai, Kamis (07/08/2025).
Menurut Rasyid, letak geografis Batu Dinding yang cukup jauh dari pusat kota membuat kawasan ini sering terabaikan dalam proses pembangunan. Karena itu, ia menegaskan perlunya kebijakan afirmatif yang berpihak pada masyarakat di daerah terpencil.
“Kondisi Batu Dinding ini memang berbeda. Lokasinya cukup jauh, aksesnya juga tidak mudah. Maka harus ada perhatian khusus agar mereka tidak terus tertinggal,” ujarnya.
Rasyid menilai bahwa meski masyarakat setempat memiliki semangat gotong royong dan inisiatif swadaya, hal itu belum cukup untuk mengangkat kualitas hidup mereka. Pemerintah daerah, menurutnya, perlu hadir dengan program konkret yang sesuai kebutuhan warga.
“Kalau hanya mengandalkan swadaya, perkembangannya akan sangat lambat. Pemerintah perlu hadir dengan program yang menyentuh langsung ke kebutuhan masyarakat,” tegasnya.
Ia menyebut, fasilitas dasar seperti jalan, penerangan, dan sarana pendidikan masih terbatas sehingga menghambat potensi ekonomi lokal. Kondisi ini, kata Rasyid, menjadi salah satu alasan mengapa masyarakat sulit berkembang secara mandiri.
“Banyak yang bisa dikembangkan di sini, tapi hambatannya adalah fasilitas dasar. Tanpa akses dan dukungan infrastruktur, mustahil masyarakat bisa mandiri,” tambahnya.
Rasyid juga mengapresiasi masyarakat yang mulai mengembangkan usaha di sektor perikanan meski masih sederhana. Namun ia menegaskan, pembangunan ekonomi tidak akan berjalan maksimal tanpa dukungan infrastruktur dan kebijakan dari pemerintah daerah.
“Potensi ekonomi seperti perikanan memang sudah ada, tinggal didorong. Tapi percuma kalau akses jalan, bantuan, dan perhatian dari dinas terkait tidak ada,” katanya.
Karena itu, Abdul Rasyid mendorong Pemkab Kukar segera melakukan pemetaan wilayah-wilayah tertinggal yang membutuhkan intervensi khusus, termasuk Batu Dinding. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mendorong kemajuan kawasan.
“Pemerintah harus berani membuat kebijakan afirmatif. Batu Dinding bukan hanya butuh janji, tapi butuh aksi nyata,” pungkasnya. []
Penulis: Eko Sulistiyo | Penyunting: Agnes Wiguna