Terminal Jelarai Mau Difungsikan, Tapi Pemkab Belum Respon

Terminal Jelarai Mau Difungsikan, Tapi Pemkab Belum Respon

Terminal Jelarai yang bertahun-tahun mangkrak, kini memprihatinkan. Jika tak segera difungsikan, aset negara ini bakal rusak sia-sia.
Terminal Jelarai yang bertahun-tahun mangkrak, kini memprihatinkan. Jika tak segera difungsikan, aset negara ini bakal rusak sia-sia.

BULUNGAN – Bus Damri yang beroperasi di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) belum memiliki fasilitas terminal memadai. Semenjak dioperasikan tanggal 2 Maret 2015, dua armada bus Damri terpaksa menjadikan pasar induk di Jalan Sengkawit, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, sebagai tempat mangkal sementara menunggu penumpang.

Kini Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Provinsi Kaltara menyatakan telah mengajukan permintaan resmi kepada Pemkab Bulungan melalui Dishubkominfo Kabupaten Bulungan untuk pinjam pakai terminal Jelarai di kilo meter 2 Jalan Jelarai Tanjung Selor.

Terminal yang lama dan hingga kini tak beroperasi tersebut oleh Dishubkominfo Kaltara dinilai cocok dihidupkan dari kondisinya yang terbengkalai. “Ya kami dari Pemprov sudah menyurati ke Kabupaten Bulungan untuk pinjam pakai atau dihibahkanlah terminal itu. Itu bisa difungsikan untuk bis Damri yang ada, kemudian kami harapkan angkutan umum seperti bus mulai bisa berkembang,” kata Kadishubkominfo Kaltara, Ahmad Haerani, Jumat (3/7/2015).

Meski demikian, surat permintaan pinjam pakai tersebut belum mendapat balasan sampai sekarang. “Kami masih menunggu balasannya. Kami coba pinjam pakai, kalau bisa dihibahkanlah ke Pemprov,” tuturnya.

Soal fasilitas terminal yang sudah terbengkalai, Haerani mengaku tak mempersoalkan terlalu jauh. Provinsi katanya, tak mengapa mengeluarkan anggaran lagi untuk rehabilitasi terminal. “Memang harus ada perbaikan untuk fasilitas yang rusak, tentu harus mengeluarkan anggaran. Itu tidak msalah. Sejak bus Damri itu masuk di sini, sudah mulai terpikirkan bahwa perlu terminal. Nah sekarang kami baru bisa meminta ke Pemkab Bulungan,” ujarnya.

Soal ketersediaan armada, dirinya mengakui di tahun ini bakal ada penambahan bus Damri baru sebanyak dua unit. Diyakini, hidupnya Damri nantinya bisa merangsang masyarakat untuk ikut terjun dalam usaha angkutan antar kabupaten/kota dengan armada bus. “Ini upaya juga untuk menghidupkan angkutan bus di Kaltara. Nanti setiap kabupaten/kota akan ada terminal bus,” ujarnya.

Terminal bus yang dimaksud Haerani adalah terminal bus berbagai tipe yang terkoneksi antar kabupaten/kota. Dishubkominfo lanjutnya tengah menyiapkan rencana induk terminal berbagai tipe. Seperti terminal angkutan darat tipe A di Tanjung Selor, Tipe B di Tideng Pale dan Malinau, serta tipe A di Siemanggaris (batas negara). “Simpul awalnya di Tanjung Selor. Dan kami ingin ke depan layanan angkutan umum bisa menjangkau 70 persen masyarakat Kaltara,” tandasnya.

Perlu diketahui, saat ini hanya ada dua unit bus Damri yang melayani rute Tanjung Selor-Tanjung Redeb, Tanjung Selor-Malinau dan Malinau-Salap. Untuk rute Tanjung Selor – Tanjung Redeb tiket dijual seharga Rp 50 ribu. Sedang Tanjung Selor-Malinau penumpang hanya harus membayar tiket seharga Rp 130 ribu. Dari Malinau ke Salap hanya menambah Rp 50 ribu. [] TBK

Serba-Serbi