NANNING – Hubungan dagang Indonesia–Tiongkok kembali mendapat momentum baru melalui 2025 China (Guangxi) – Indonesia (Kalimantan Selatan) Business and Investment Forum yang berlangsung di Shangri-La Hotel, Nanning, Jumat (19/09/2025). Ajang ini tidak hanya mempertemukan pelaku usaha, tetapi juga mempertegas posisi Kalimantan Selatan sebagai salah satu pintu masuk investasi strategis Indonesia.
Forum dengan tema “Engaging China-Indonesia Business And Investment With South Kalimantan Government And Enterprises” ini diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan RI, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, China-ASEAN Business Council Joint Secretariat, dan China Young Entrepreneurs Association (CYEA).
Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Ditjen PEN Kemendag, Miftah Farid, menekankan urgensi forum tersebut. “Kalimantan Selatan memiliki potensi besar di sektor pertanian, perkebunan, dan industri hilir yang sangat diminati oleh pasar internasional. Forum ini menjadi momentum strategis untuk mempertemukan pelaku usaha Indonesia dan Tiongkok dalam menjajaki peluang kerja sama konkret. Kami berharap investasi yang masuk dapat memperkuat rantai pasok sekaligus meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia,” ujarnya.
Bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, forum ini merupakan kesempatan untuk menunjukkan kesiapan daerah sebagai pusat investasi baru.
“Ini kegiatan yang sangat bermanfaat. Satu kesempatan bagus, yang mempertemukan antara industri, perusahaan dan investor,” kata Hendro Satria, Pengawas Perdagangan Kabupaten Tanah Bumbu.
Ia menegaskan Kalsel terbuka terhadap investasi yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Sektor unggulan yang ditawarkan meliputi perkebunan, pangan, energi biomassa, hingga pengembangan kawasan ekonomi khusus. Dukungan pemerintah pusat diyakini akan memperkuat kemitraan strategis dengan investor Tiongkok.
Perusahaan besar asal Tanah Bumbu, Jhonlin Group, turut ambil bagian dengan menghadirkan tiga anak usaha. General Manager PT Jhonlin Agro Raya Tbk, Mathirlan Romadhoni, menyebut forum ini membuka peluang kolaborasi luas.
“Dalam setiap forum bisnis, sangat banyak yang antusias dan tertarik untuk berkolaborasi dengan kami. Walaupun dalam pertemuan ini belum ada yang sampai MOU, tapi ke depan tidak menutup kemungkinan akan ada kerja sama yang terjadi antara perusahaan di China dengan Jhonlin Group,” jelasnya.
Salah satu capaian penting dari forum ini adalah penandatanganan dua nota kesepahaman (MoU), yakni kerja sama pendidikan antara Liuzhou Polytechnic University (LZPU) dengan Universitas Lambung Mangkurat (ULM), serta kemitraan bisnis antara Guangxi Kehong Pest Control Co., Ltd. dengan CV Menata Citra Selaras (MCS), perusahaan asal Tanah Bumbu.
Selain MoU, sesi promosi investasi menghadirkan sejumlah perusahaan dari kedua negara. Dari Indonesia hadir PT Johnlin Agro Mandiri, PT Johnlin Agro Raya, PT Visi Global Teknologi, pengelola KEK Setangga, dan CV MCS. Dari pihak Tiongkok, partisipasi datang dari Green Environmental Technology Co., Ltd., Guangxi Kehong Pest Control, Guangxi Hongyu Steel Structure, hingga Hexi High-Tech Industrial Development Zone Liuzhou.
Forum ditutup dengan business matching yang mempertemukan pelaku usaha kedua negara. Diskusi berfokus pada sektor perkebunan, pengolahan kayu, energi biomassa, pangan, dan teknologi ramah lingkungan.
Melalui forum ini, Kalimantan Selatan menegaskan posisinya sebagai gerbang investasi strategis Indonesia. Kerja sama konkret yang dihasilkan diharapkan dapat memperluas pasar ekspor sekaligus memperkuat rantai pasok menuju Tiongkok dan kawasan ASEAN. []
Diyan Febriana Citra.