SUKABUMI – Seorang sopir angkutan kota (angkot) dengan trayek Cibadak–Cisaat ditemukan tidak bernyawa di dalam kendaraannya pada Kamis (19/9). Penemuan ini sontak menggegerkan warga sekitar karena terjadi di lokasi yang ramai dilalui masyarakat.
Sopir tersebut diketahui berinisial S (52), warga Sukabumi. Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, korban pertama kali terlihat tergeletak di kursi kemudi angkotnya yang terparkir di tepi jalan. Warga yang curiga kemudian mencoba membangunkan korban, namun tidak mendapat respons. Peristiwa itu lalu dilaporkan kepada pihak kepolisian.
Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Cibadak, AKP [nama pejabat], membenarkan adanya penemuan jasad sopir angkot tersebut. Menurutnya, ketika petugas tiba di lokasi, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia. “Betul, seorang sopir angkot ditemukan meninggal di dalam kendaraannya. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban,” ujar AKP [nama pejabat].
Petugas medis yang didatangkan ke lokasi melakukan pemeriksaan awal dan memastikan korban sudah meninggal sebelum ditemukan. Jenazah kemudian dibawa ke RSUD Sekarwangi untuk dilakukan visum lebih lanjut.
Hingga kini, polisi belum dapat memastikan penyebab kematian korban. Namun dugaan sementara, korban meninggal karena faktor kesehatan. “Kami masih menunggu hasil visum dari pihak rumah sakit untuk memastikan penyebab kematian. Dari pengamatan awal, kemungkinan besar korban mengalami serangan jantung atau penyakit bawaan lain,” tambah AKP [nama pejabat].
Warga sekitar menyebutkan bahwa korban dikenal sebagai pribadi yang ramah dan rajin bekerja. Ia sudah lama mengemudikan angkot dengan trayek Cibadak–Cisaat. Kepergiannya secara mendadak meninggalkan duka mendalam bagi keluarga maupun rekan sesama sopir angkot.
Peristiwa ini sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kesehatan, khususnya bagi pekerja sektor transportasi yang sering menghabiskan waktu lama di jalan. Pihak keluarga menerima kejadian ini dengan ikhlas setelah memastikan tidak ada unsur tindak pidana.
Polisi menyatakan kasus ini ditutup sebagai kematian wajar, sambil menunggu hasil pemeriksaan medis secara resmi. Jenazah korban rencananya segera dimakamkan di kampung halamannya pada Jumat (20/9).[]
Putri Aulia Maharani