Gempa 4,3 SR di Minahasa Utara, Berpusat di Kedalaman 150 Km

Gempa 4,3 SR di Minahasa Utara, Berpusat di Kedalaman 150 Km

JAKARTA – Wilayah Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sulawesi Utara, kembali diguncang gempa bumi pada Senin (22/09/2025) pagi. Getaran dengan kekuatan Magnitudo 4,3 itu tercatat terjadi pukul 10.16 WIB dengan pusat gempa berada di kedalaman 150 kilometer.

Menurut laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), episenter gempa berada di koordinat 1,36 Lintang Utara dan 124,96 Bujur Timur, atau sekitar 7 kilometer barat daya Airmadidi. Kedalaman sumber gempa yang cukup besar membuat guncangan dirasakan dalam intensitas lemah hingga sedang, tanpa menimbulkan dampak serius.

“Gempa Mag: 4.3, 22-Sep-2025 10:16:59 WIB, Lok: 1.36 LU, 124.96 BT (7 km Barat Daya Airmadidi–Minut–Sulut), Kedlmn: 150 Km,” tulis BMKG dalam laporan resmi yang dirilis Senin.

Sejauh ini, BMKG menyampaikan belum ada laporan kerusakan bangunan maupun korban jiwa akibat gempa tersebut. Meski demikian, masyarakat tetap diminta waspada dan tenang menghadapi kemungkinan adanya gempa susulan.

“Disclaimer: Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tambah BMKG dalam keterangan.

Fenomena gempa di Sulawesi Utara memang bukan hal baru. Kawasan ini berada pada zona rawan karena dipengaruhi pertemuan lempeng tektonik besar di wilayah timur Indonesia. Aktivitas gempa dengan magnitudo rendah hingga menengah kerap terjadi, meski sebagian besar tidak menimbulkan kerusakan berarti.

Seorang warga Airmadidi, Andre (34), mengatakan ia merasakan getaran ringan saat sedang bekerja di rumahnya. “Kursi sempat bergeser sedikit, tapi tidak lama. Setelah itu normal kembali. Syukurlah tidak ada yang rusak,” ujarnya. Testimoni warga ini menunjukkan bahwa meski gempa dirasakan, dampaknya sangat terbatas.

BMKG menekankan pentingnya edukasi mitigasi bencana, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan gempa. Sosialisasi tentang langkah-langkah penyelamatan diri dinilai penting agar warga dapat lebih siap menghadapi guncangan sewaktu-waktu.

Pakar geologi dari Universitas Sam Ratulangi, Manado, menyebutkan bahwa gempa dengan magnitudo seperti ini biasanya hanya menimbulkan guncangan lokal. “Namun, faktor kedalaman dan kondisi tanah bisa memengaruhi efek yang dirasakan masyarakat,” jelasnya.

Dengan adanya peringatan dini ini, masyarakat diharapkan tidak panik berlebihan, tetapi tetap meningkatkan kewaspadaan. Langkah sederhana seperti memastikan keamanan bangunan rumah, mempersiapkan tas darurat, dan memahami jalur evakuasi dapat menjadi kunci keselamatan ketika bencana gempa benar-benar menimbulkan risiko lebih besar. []

Diyan Febriana Citra.

Nasional