NEW YORK – Suasana hangat tercipta di depan sebuah hotel di kawasan Manhattan, Amerika Serikat, ketika Presiden Prabowo Subianto meluangkan waktu menyapa belasan warga Indonesia yang menetap di sana. Momen itu terjadi pada Senin (22/09/2025) malam waktu setempat, usai Prabowo menghadiri agenda di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Berbeda dari penampilannya di forum resmi PBB, kali ini Prabowo memilih gaya santai. Ia tampak mengenakan cardigan hijau dipadukan dengan syal hitam yang disampirkan di leher, serta topi cokelat. Penampilan kasual itu memberi kesan akrab ketika ia keluar hotel sekitar pukul 19.00 waktu setempat.
Di luar hotel, sekitar sepuluh orang diaspora Indonesia sudah menunggu sejak sore. Mereka antusias menyambut Prabowo dan langsung memanggil namanya. “Pak Presiden Prabowo, boleh sebentar Pak foto,” ujar salah satu dari mereka.
Prabowo dengan ramah menghampiri dan membalas sapaan tersebut. Ia bahkan sempat menanyakan asal para diaspora dan bagaimana kehidupan mereka di Amerika. “Ini semua dari mana? Tinggal di sini ya?” tanya Prabowo sambil tersenyum. Interaksi singkat itu membuat suasana cair dan penuh keakraban.
Tidak hanya berbincang, Prabowo juga menyalami satu per satu warga yang hadir. Kehangatan itu ditutup dengan sesi foto bersama, momen yang langsung diabadikan para diaspora menggunakan ponsel mereka.
Setelah pertemuan singkat tersebut, Prabowo berpamitan dan berjalan menuju mobil dinas yang telah menunggu. Ia didampingi putranya, Didit Hediprasetyo, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Pertemuan sederhana itu mungkin berlangsung hanya beberapa menit, tetapi bagi diaspora Indonesia, momen tersebut meninggalkan kesan mendalam. Kehadiran langsung seorang kepala negara, terlebih dengan sikap hangat dan tidak berjarak, memberi semangat tersendiri bagi mereka yang hidup jauh dari tanah air.
Interaksi ini juga menunjukkan sisi lain dari kunjungan Prabowo ke New York. Selain menghadiri agenda penting di forum internasional, ia menyempatkan diri bertemu warganya, menegaskan peran seorang presiden bukan hanya di panggung diplomasi, tetapi juga sebagai pengayom bagi rakyat di mana pun mereka berada. []
Diyan Febriana Citra.