HUALIEN – Bencana alam kembali melanda Taiwan. Topan Super Ragasa yang menghantam wilayah timur negara itu pada Selasa (23/09/2025) menyebabkan tanggul danau tua jebol, menelan korban jiwa dan meninggalkan ratusan orang hilang. Hingga Rabu (24/09/2025), tercatat 14 orang meninggal dunia, 18 orang mengalami luka-luka, dan 124 orang masih dinyatakan hilang.
Peristiwa ini berlangsung di Kabupaten Hualien, yang menjadi salah satu daerah terparah terdampak hujan lebat dan angin kencang akibat Topan Ragasa. Dampaknya terasa luas: jembatan tersapu banjir, rumah-rumah terendam lumpur tebal, dan infrastruktur rusak parah. Menurut laporan Badan Pemadam Kebakaran Nasional Taiwan, lebih dari 7.600 warga terpaksa dievakuasi ke lokasi aman.
Ketua RT Kuang Fu, Hsu Cheng-hsiung (55), mengungkapkan kondisi mencekam saat tanggul jebol. “Rasanya seperti gunung berapi meletus. Banjir berlumpur menderu langsung ke lantai satu rumah saya,” katanya kepada AFP. Kejadian ini berlangsung sangat cepat. Salah seorang warga, Yen Shau (31), mengaku bahwa hanya satu jam sebelum tanggul jebol, aktivitas di pusat kota masih berlangsung normal. “Dalam hitungan menit, air sudah naik hingga setengah lantai pertama. Lumpurnya terlalu dalam, terlalu dalam untuk digali,” ujarnya.
Video yang dirilis petugas pemadam kebakaran memperlihatkan pemandangan dramatis: mobil terendam air, pohon tumbang, dan jalanan berubah menjadi aliran lumpur. Kondisi ini membuat proses evakuasi menjadi tantangan besar, terutama di daerah yang aksesnya terputus akibat banjir.
Pemerintah Kabupaten Hualien, melalui juru bicaranya Lee Kuan-ting, menyatakan bahwa selain korban meninggal, proses pencarian terhadap ratusan orang hilang terus dilakukan. Operasi SAR melibatkan ribuan personel dari kepolisian, tentara, dan relawan setempat.
Taiwan memang berada dalam wilayah yang rawan badai tropis, khususnya pada periode Juli hingga Oktober 2025. Topan Ragasa merupakan salah satu badai terkuat tahun ini setelah Topan Danas yang menghantam Taiwan pada Juli lalu, menewaskan dua orang dan melukai ratusan lainnya.
Pemerintah Taiwan terus mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, mematuhi instruksi evakuasi, serta mengantisipasi kemungkinan banjir susulan.
“Keselamatan warga adalah prioritas utama. Kami mengerahkan semua upaya untuk mencari korban hilang dan memulihkan kondisi daerah terdampak,” ujar Lee.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa mitigasi bencana dan kesiapsiagaan masyarakat adalah kunci mengurangi risiko kehilangan nyawa akibat bencana alam yang semakin intens terjadi. []
Diyan Febriana Citra.