Topan Ragasa Terjang Hong Kong, Ratusan Warga Mengungsi

Topan Ragasa Terjang Hong Kong, Ratusan Warga Mengungsi

HONG KONG – Topan super Ragasa meninggalkan jejak kehancuran di Hong Kong pada Rabu (24/09/2025). Angin kencang dan gelombang besar menerjang kawasan pesisir, merusak infrastruktur, serta memaksa ratusan warga meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi. Salah satu insiden paling mencolok terjadi di Hotel Fullerton Ocean Park. Pintu kaca lobi hotel pecah diterjang arus deras, bahkan air membanjiri ruangan hingga setinggi lutut orang dewasa.

Dalam rekaman video yang beredar luas di media sosial, seorang pria terlihat terseret masuk arus deras yang mendobrak lobi hotel. Di saat bersamaan, staf berteriak meminta tamu segera meninggalkan area. Menanggapi peristiwa ini, pihak hotel menegaskan bahwa keselamatan tamu menjadi prioritas.

“Tidak ada laporan korban luka. Kami telah mengerahkan sumber daya tambahan, dan melakukan segala yang kami bisa untuk mengurangi dampak topan super tersebut demi menjaga keselamatan dan kesejahteraan para tamu kami,” demikian pernyataan resmi Hotel Fullerton.

Observatorium Hong Kong (HKO) sempat menaikkan sinyal peringatan ke tingkat tertinggi, T10, pada pukul 02.40 dini hari, hanya satu jam setelah mengaktifkan sinyal T9. Meski kemudian diturunkan menjadi T8 pada siang hari, dampak Ragasa tetap terasa. Gelombang pasang menghantam pesisir timur seperti Heng Fa Chuen dan Siu Sai Wan, menimbulkan banjir besar serta merendam permukiman. Ombak bahkan dilaporkan setinggi tiang lampu jalan.

Pemerintah menerima lebih dari 350 laporan pohon tumbang hingga Rabu pagi. Selain itu, Departemen Teknik Sipil mencatat satu kasus tanah longsor, sedangkan Departemen Layanan Drainase menerima 12 laporan banjir. Otoritas rumah sakit memastikan sedikitnya 56 orang mengalami luka-luka dan telah mendapatkan perawatan darurat. Untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan tempat tinggal, Departemen Dalam Negeri membuka 50 lokasi penampungan sementara yang menampung total 791 warga.

Kerusakan juga menimpa kawasan hunian. Fasad apartemen Bellagio di Sham Tseng mengalami kerusakan parah, sementara di beberapa taman kota, termasuk Ho Man Tin, Tuen Mun, dan Kowloon Tong, pepohonan tercabut akibat hembusan angin kencang.

Fenomena Ragasa kembali memunculkan kekhawatiran tentang krisis iklim global. Para ahli menegaskan bahwa pemanasan laut akibat akumulasi gas rumah kaca mendorong terbentuknya badai dengan intensitas lebih dahsyat. Menurut Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), lebih dari 90 persen panas berlebih di atmosfer diserap oleh lautan. Kondisi ini menjadi bahan bakar utama bagi topan besar seperti Ragasa.

Meski badai mulai menjauh, Hong Kong masih menghadapi pekerjaan besar untuk memulihkan infrastruktur, membersihkan puing, dan memastikan keselamatan warganya. Peristiwa ini memperlihatkan bahwa dampak perubahan iklim semakin nyata dan menuntut langkah mitigasi lebih serius dari pemerintah maupun masyarakat global. []

Diyan Febriana Citra.

Internasional