Kerja Sama Dagang Indonesia-Kanada Resmi Dimulai

Kerja Sama Dagang Indonesia-Kanada Resmi Dimulai

OTTAWA – Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan penandatanganan kerja sama dagang Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) menjadi momentum baru dalam hubungan ekonomi kedua negara. Perjanjian tersebut diyakini mampu membuka peluang pasar lebih luas bagi produk Indonesia di Kanada.

“Indonesia-Canada CEPA menandai babak baru hubungan ekonomi kedua negara,” ujar Budi Santoso dalam keterangan tertulis, Kamis (25/9/2025).

Penandatanganan perjanjian berlangsung di Ottawa, Kanada, pada Rabu (24/9/2025). Acara ini disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, dengan Mendag Budi Santoso dan Perdana Menteri Kanada Mark Carney bertindak sebagai penandatangan.

Melalui kerja sama ini, Budi menjelaskan sekitar 6.573 pos tarif atau lebih dari 90 persen produk Indonesia akan mendapatkan preferensi di pasar Kanada. Bahkan, beberapa komoditas bakal langsung menikmati tarif 0 persen saat perjanjian mulai berlaku. Produk yang dimaksud mencakup makanan olahan, hasil laut, kerajinan berbahan serat alam, peralatan rumah tangga, hingga granit dan marmer.

Selain itu, ia meyakini CEPA akan memperkuat daya saing produk potensial Indonesia seperti tekstil, alas kaki, furnitur, makanan olahan, elektronik ringan, elektronik otomotif, hingga sarang burung walet di pasar Kanada.

Data Kementerian Perdagangan menunjukkan sebelum adanya perjanjian ini, nilai perdagangan Indonesia-Kanada pada Januari–Juli 2025 telah mencapai US$ 2,72 miliar, meningkat sekitar 30 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 2,09 miliar.

Rinciannya, ekspor Indonesia tercatat US$ 1,01 miliar, sedangkan impor dari Kanada mencapai US$ 1,71 miliar. Produk ekspor utama Indonesia ke Kanada antara lain karet alam, alas kaki, kakao, mentega dan minyak nabati, serta tekstil. Adapun impor dari Kanada didominasi gandum, pupuk, kedelai, bubur kayu kimia, dan emas.

Menurut Budi, keberadaan CEPA diharapkan tidak hanya menumbuhkan perdagangan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan pelaku usaha untuk memperluas investasi. “Kemitraan ini harus dimanfaatkan secara optimal agar produk nasional semakin kompetitif di pasar global,” tegasnya.[]

Putri Aulia Maharani

Internasional