WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerima Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Gedung Putih pada Kamis (25/09/2025) waktu setempat. Pertemuan bilateral ini tidak hanya menjadi agenda rutin diplomasi, tetapi juga menjadi momentum penting di tengah meningkatnya krisis di Timur Tengah, khususnya konflik berkepanjangan di Jalur Gaza.
Pertemuan berlangsung di Ruang Oval Gedung Putih dan dilanjutkan dengan makan siang kerja. Agenda pembicaraan diperkirakan mencakup beragam isu strategis, mulai dari kerja sama ekonomi, perdagangan, hingga industri pertahanan. Namun, perhatian terbesar publik tertuju pada bagaimana kedua pemimpin membicarakan perkembangan di Gaza.
Erdogan menegaskan bahwa dialog dengan Trump diharapkan dapat membuka ruang baru bagi solusi politik atas konflik Palestina. “Saya yakin pertemuan kita dengan Presiden Trump akan berkontribusi untuk mengakhiri perang dan konflik di kawasan kita dalam kerangka visi bersama kita tentang perdamaian global dan akan semakin memperkuat kerja sama antarnegara kita,” ujar Erdogan, seperti dikutip Anadolu.
Kunjungan Erdogan ke Washington dilakukan usai menghadiri Sidang Majelis Umum PBB di New York. Selama berada di kota tersebut, ia sempat menghadiri resepsi kenegaraan yang digelar Trump dan Ibu Negara Melania Trump pada Selasa malam, serta mengikuti sejumlah pertemuan multilateral terkait Gaza di sela-sela forum PBB.
Konteks pertemuan ini menjadi semakin penting karena berlangsung di tengah tekanan internasional yang terus menguat untuk menghentikan kekerasan di Gaza. Serangan Israel masih berlanjut, sementara upaya diplomatik global untuk mendorong gencatan senjata dan negosiasi damai menghadapi jalan terjal.
Erdogan diketahui sebagai salah satu pemimpin dunia yang vokal membela Palestina. Turki secara konsisten menolak kebijakan agresif Israel dan mendesak keterlibatan lebih besar dari komunitas internasional untuk melindungi warga sipil Palestina. Sementara itu, Trump dihadapkan pada dilema diplomasi: menjaga hubungan dekat dengan Israel sekaligus merespons desakan global agar AS lebih aktif dalam mencari penyelesaian politik.
Selama kunjungan ini, Erdogan menginap di Blair House, kediaman resmi bagi tamu kehormatan Presiden AS. Pertemuan di Gedung Putih pun dipandang sebagai salah satu upaya memperkuat hubungan bilateral kedua negara yang sempat mengalami pasang surut, sembari menyoroti Gaza sebagai ujian besar kerja sama internasional menuju perdamaian kawasan. []
Diyan Febriana Citra.