Rusia Pamerkan Inovasi Nuklir di World Atomic Week 2025

Rusia Pamerkan Inovasi Nuklir di World Atomic Week 2025

MOSKOW – Rusia menegaskan kembali posisinya sebagai pemain utama dalam pengembangan teknologi nuklir global melalui gelaran World Atomic Week 2025 yang berlangsung di Moskow pada 25–28 September 2025. Acara ini digelar bertepatan dengan peringatan 80 tahun berdirinya industri nuklir Rusia dan dipusatkan di Museum Atom dalam kompleks VDNKh, pusat pameran terbesar di negara tersebut.

Presiden Vladimir Putin hadir langsung dalam perhelatan akbar ini, didampingi sejumlah pemimpin negara sahabat serta perwakilan lembaga internasional. Setibanya di lokasi, Putin meninjau sejumlah inovasi yang dipamerkan, mulai dari reaktor terapung, Small Modular Reactor (SMR) untuk penyediaan listrik skala kecil, hingga sistem nuklir berteknologi siklus tertutup yang dipresentasikan oleh Direktur Jenderal Rosatom, Alexey Likhachev.

Usai berkeliling, Putin menggelar diskusi informal dengan sejumlah tamu kehormatan, antara lain Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, Penjabat Presiden Myanmar Min Aung Hlaing, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, Wakil Presiden Iran Mohammad Eslami, serta pejabat tinggi dari Uzbekistan dan IAEA. Diskusi berlanjut dalam Global Atomic Forum yang dipandu langsung oleh Alexey Likhachev.

Dalam forum tersebut, Putin menekankan bahwa Rusia akan terus mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuan damai. “Kami sepenuhnya mendukung penggunaan energi atom untuk perdamaian,” ujarnya. Ia menambahkan, Rusia adalah satu-satunya negara dengan kompetensi penuh di seluruh rantai teknologi energi nuklir, dari penelitian, pembangunan, hingga operasional PLTN.

Putin juga menyoroti daya tarik PLTN Rusia yang dianggap lebih unggul dalam aspek keamanan dan ketahanan menghadapi risiko eksternal. Menurutnya, kebutuhan global terhadap energi nuklir meningkat pesat, terutama akibat melonjaknya konsumsi listrik dari pusat data yang naik tiga kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir.

Dengan tema “From a New Technological Order to a New Worldview”, forum ini juga menekankan pentingnya pergeseran cara pandang dunia terhadap energi atom, bukan lagi sekadar sumber daya konvensional, melainkan bagian dari solusi energi ramah lingkungan.

“Faktor penting lain adalah kebutuhan teknologi hijau untuk menekan dampak lingkungan. PLTN adalah sumber utama energi bersih rendah karbon,” tegas Putin.

IAEA bahkan memproyeksikan kapasitas PLTN dunia akan meningkat lebih dari 2,5 kali, mencapai 1.000 gigawatt pada pertengahan abad ini. Menyikapi hal itu, Rusia menegaskan sikapnya untuk tidak sekadar menjadi pemasok, tetapi juga mitra strategis bagi banyak negara. “Kami menolak kolonialisme teknologi,” tegas Putin. Ia menambahkan, Rusia akan membantu negara mitra menciptakan kedaulatan di sektor energi nuklir melalui transfer teknologi, pelatihan SDM, hingga pendirian Center of Excellence sebagai pusat keunggulan pengetahuan dan inovasi.

Dengan komitmen tersebut, Rusia berupaya meneguhkan diri sebagai pemimpin global dalam transisi energi, di tengah meningkatnya kebutuhan dunia akan solusi energi berkelanjutan. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Internasional