KUALA LUMPUR – Ketegangan politik mewarnai persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang dijadwalkan berlangsung di Kuala Lumpur pada 26–28 Oktober 2025. Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, tetap bersikeras mengundang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meski mendapat penentangan keras dari mantan Perdana Menteri, Mahathir Mohamad.
Mahathir, melalui sebuah video yang diunggah di media sosial pada Sabtu (27/09/2025), menyampaikan kritik tajam terhadap kebijakan Washington. Ia menuding AS terus memasok Israel dengan dana, senjata, dan bantuan militer yang memperburuk penderitaan rakyat Palestina.
“Trump secara terang-terangan mendukung dan membiarkan kejahatan terhadap kemanusiaan yang saat ini dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina,” ujar Mahathir dalam pernyataannya.
Seruan Mahathir agar undangan kepada Trump dicabut muncul di tengah meningkatnya solidaritas internasional terhadap Palestina, menyusul eskalasi konflik berkepanjangan di Gaza. Namun, Anwar Ibrahim memilih jalur berbeda. Ia menilai, forum ASEAN bisa dijadikan sarana untuk menyampaikan langsung sikap Malaysia mengenai isu Palestina kepada Trump.
“Malaysia telah berterus terang membela Palestina dan Gaza, tapi di saat yang sama, kita memanfaatkan jalur diplomatik. Kita bebas bersuara karena kita adalah bangsa merdeka dan bermartabat. Namun, kita juga harus bijak dalam menjalin persahabatan,” kata Anwar, dikutip Bernama, Senin (29/09/2025).
Anwar menegaskan bahwa memutus hubungan dengan AS bukan pilihan realistis, sebab akan berdampak besar pada ekonomi nasional. Ia mencontohkan ekspor semikonduktor Malaysia yang bernilai miliaran ringgit ke pasar Amerika.
“Puluhan ribu warga Malaysia bekerja di sektor ini. Jika kita menolak hubungan secara langsung, rakyat yang akan menderita,” tegasnya.
Selain itu, Anwar memandang kehadiran Trump bersama sejumlah pemimpin dunia lain, termasuk Presiden Tiongkok Xi Jinping, merupakan bukti pengakuan global atas posisi strategis Malaysia.
“Beberapa bulan lalu, Presiden Xi Jinping berkunjung dan bulan depan Trump akan datang. Hanya sedikit negara yang menerima pengakuan seperti itu. Ini membuktikan dunia menghormati Malaysia,” ujarnya.
Walau begitu, kehadiran Xi Jinping di KTT ASEAN masih belum pasti. Media asing melaporkan kemungkinan besar Xi tidak akan menghadiri pertemuan tersebut. Kendati demikian, Anwar tetap optimistis bahwa KTT kali ini akan menjadi salah satu forum internasional paling bergengsi di kawasan Asia Tenggara, memperlihatkan kapasitas Malaysia sebagai tuan rumah yang mampu mempertemukan kekuatan besar dunia dalam satu meja perundingan.
Dengan demikian, pilihan Anwar untuk tetap mengundang Trump bukan semata langkah diplomatik, tetapi juga strategi untuk meneguhkan peran Malaysia sebagai pemain penting di kawasan yang dihormati oleh dunia internasional. []
Diyan Febriana Citra.