Puluhan Hilang Akibat Topan Bualoi di Vietnam

Puluhan Hilang Akibat Topan Bualoi di Vietnam

HANOI — Jumlah korban tewas akibat Topan Bualoi di Vietnam terus bertambah, dengan pemerintah melaporkan 19 orang meninggal dunia dan 21 lainnya masih dinyatakan hilang hingga Selasa, 30 September 2025. Topan ini menghantam kawasan utara–tengah Vietnam pada Senin lalu, disertai gelombang tinggi, angin kencang, dan hujan deras yang mengakibatkan kerusakan luas.

Sebelumnya, badai ini telah menewaskan sedikitnya 10 orang di Filipina pekan lalu sebelum melanjutkan perjalanannya ke Vietnam. Dampak di Vietnam cukup parah, termasuk 88 orang yang terluka, lebih dari 100.000 rumah rusak, serta lebih dari 10.000 hektare sawah dan lahan pertanian terendam banjir, khususnya di provinsi Nghe An dan Ha Tinh.

Badan Meteorologi Nasional Vietnam mencatat curah hujan di beberapa daerah telah melebihi 300 milimeter dalam 24 jam terakhir. Peringatan resmi dari badan tersebut menyebutkan potensi banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Hanoi dan daerah utara lainnya, yang kemungkinan terjadi dalam enam jam ke depan.

Sejumlah desa di wilayah utara–tengah masih terendam banjir dan terisolasi tanpa akses transportasi maupun aliran listrik, sehingga proses evakuasi dan bantuan logistik menghadapi kendala signifikan. Pemerintah dan lembaga penanggulangan bencana setempat terus berupaya mengevakuasi warga yang terdampak dan memberikan bantuan darurat, meski kondisi medan dan cuaca yang ekstrem memperlambat operasi.

Vietnam dikenal sebagai wilayah rawan topan, terutama sepanjang garis pantainya yang luas menghadap Laut China Selatan. Setiap musim topan, hujan lebat yang menyertainya kerap memicu banjir besar dan tanah longsor, menimbulkan risiko signifikan bagi warga yang tinggal di daerah pesisir maupun pedalaman.

Pihak berwenang menekankan pentingnya kewaspadaan dan evakuasi dini, serta menyiapkan fasilitas penampungan sementara bagi warga terdampak. Selain itu, koordinasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah menjadi kunci untuk meminimalkan korban jiwa serta kerugian materi akibat bencana alam yang kerap berulang di Vietnam.[]

Putri Aulia Maharani

Internasional