JAKARTA – Pemerintah kembali menegaskan komitmennya menghadirkan pendidikan yang merata dan berkualitas melalui kehadiran Sekolah Garuda. Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamen Diktisaintek), Prof. Stella Christie, menyampaikan bahwa Sekolah Garuda bukan sekadar proyek, melainkan program negara yang akan terus berjalan lintas pemerintahan.
Dalam paparannya di Jakarta, Rabu (01/10/2025), Stella menegaskan dua hal mendasar yang menjadi pijakan program ini. Pertama, sekolah ini harus mampu melahirkan siswa berkarakter, bukan hanya unggul secara akademik. Kedua, keberlanjutan Sekolah Garuda tidak boleh bergantung pada siapa yang berkuasa.
“Slogan kami adalah wawasan global, kepekaan lokal. Artinya, siswa didorong untuk berprestasi tinggi, tapi tetap punya jiwa kepedulian dan pengabdian pada masyarakat,” ujarnya.
Untuk memastikan keberlangsungan, pemerintah telah menyiapkan Instruksi Presiden, Peraturan Presiden yang segera diteken, serta dana abadi pendidikan. Langkah ini dirancang agar keberadaan Sekolah Garuda tidak berhenti di tengah jalan ketika ada pergantian kepemimpinan nasional.
Stella menjelaskan bahwa terdapat dua model implementasi. Pertama adalah Sekolah Garuda Transformasi, yakni pengembangan dari sekolah-sekolah menengah atas yang sudah berprestasi. Hingga 2025, ada 12 sekolah yang masuk kategori ini.
Kedua, pemerintah membangun Sekolah Garuda Baru, yakni sekolah unggulan yang didirikan dari nol di daerah dengan akses pendidikan berkualitas yang masih terbatas. Pada tahap awal, empat lokasi prioritas dipilih untuk mulai beroperasi tahun ajaran 2026/2027, dengan kapasitas 640 siswa pada angkatan pertama.
Meskipun mengusung predikat sekolah unggulan, Sekolah Garuda tidak menciptakan kurikulum baru. Pemerintah tetap menggunakan kurikulum nasional yang diperkuat dengan standar akademik global serta pendidikan karakter.
“Kami ingin siswa Sekolah Garuda bukan hanya pintar secara akademik, tetapi juga terlatih untuk terjun langsung memberi manfaat bagi lingkungannya,” tegas Stella.
Pemerintah juga menyiapkan mekanisme khusus untuk tenaga pengajar. Formasi guru akan dibuka dengan rekrutmen terpisah dan seleksi yang ketat bekerja sama dengan Kementerian PAN-RB. Hal ini dilakukan agar kualitas pengajar sejalan dengan visi besar program ini.
Selain pembangunan fisik, Kementerian Diktisaintek melakukan sosialisasi secara masif bersama Bakom RI. Langkah ini penting agar masyarakat memahami Sekolah Garuda bukan sekadar sekolah baru, melainkan solusi jangka panjang atas kesenjangan pendidikan yang masih nyata di Indonesia.
Stella menutup pernyataannya dengan menekankan nilai strategis program ini. “Sekolah Garuda adalah investasi bangsa. Kami ingin anak-anak kita tumbuh dengan prestasi global, tetapi tetap berakar pada nilai lokal dan kepedulian sosial,” tandasnya. []
Diyan Febriana Citra.