11 Kapal Misi Kemanusiaan Siap Tembus Blokade Israel

11 Kapal Misi Kemanusiaan Siap Tembus Blokade Israel

ISTANBUL — Armada kemanusiaan Freedom Flotilla Coalition (FFC) kembali menantang blokade laut Israel menuju Gaza. Sebanyak 11 kapal yang membawa relawan dan bantuan medis dilaporkan telah mendekati wilayah perairan internasional yang dikawal ketat oleh militer Israel.

Dalam pernyataannya pada Minggu (05/10/2025), FFC menegaskan bahwa misi tersebut sepenuhnya bersifat kemanusiaan dan berada di bawah perlindungan hukum internasional.

“Kami hampir mencapai titik intersepsi yang memungkinkan, menyerukan kepada komunitas internasional untuk memastikan keselamatan yang menjadi hak kami berdasarkan hukum internasional,” tulis FFC, dikutip dari Anadolu Agency.

Konvoi yang dijuluki “Ribuan Madleens” itu dilaporkan telah mencapai perairan sekitar Alexandria, Mesir, berjarak sekitar 560 kilometer dari Jalur Gaza. Armada tersebut menjadi upaya lanjutan setelah misi Global Sumud Flotilla yang sebelumnya dicegat dan disita oleh Angkatan Laut Israel pada pekan lalu.

Menurut laporan, Israel menahan lebih dari 470 aktivis dari lebih 50 negara dalam insiden sebelumnya. Mereka dituduh melanggar wilayah maritim yang dianggap sebagai zona militer tertutup, meski para aktivis menegaskan mereka hanya membawa bantuan kemanusiaan seperti obat-obatan dan peralatan medis.

Dalam seruannya, FFC mendesak negara-negara Eropa dan lembaga hukum internasional untuk memastikan perlindungan terhadap para sukarelawan.

“Kepada seluruh lembaga pemerintah dan peradilan negara-negara Eropa dan Uni Eropa, ini adalah permohonan kuat dan tegas. Kami berada di laut, berlayar menuju Gaza,” ujar pernyataan resmi mereka.

Para peserta misi terdiri atas dokter, perawat, jurnalis, hingga pelaut profesional dari berbagai negara. “Kami adalah misi kemanusiaan yang sah dan berwenang. Sekarang kami khawatir tentang apa yang mungkin terjadi pada kami serta kebrutalan yang terus berlanjut terhadap warga Palestina,” lanjut pernyataan itu.

Keberangkatan Freedom Flotilla kali ini menyoroti ketegangan lama antara Israel dan jaringan kemanusiaan internasional yang menolak blokade di Gaza sejak 2007. Sejak serangan besar-besaran ke wilayah itu, pembatasan masuknya barang dan bantuan terus diperketat, menyebabkan krisis medis dan pangan di kalangan warga sipil.

FFC, yang berbasis di Turki, telah dikenal sebagai penggerak utama misi solidaritas global untuk Gaza sejak 2010, termasuk dalam insiden Mavi Marmara yang menewaskan sejumlah aktivis saat diserang oleh pasukan Israel di Laut Mediterania.

Meski risiko intersepsi kembali tinggi, para aktivis menyatakan tidak akan mundur. Bagi mereka, misi ini bukan sekadar pelayaran kemanusiaan, tetapi juga bentuk perlawanan moral terhadap ketidakadilan dan blokade berkepanjangan di Gaza. []

Diyan Febriana Citra.

Internasional