JAKARTA – Situasi keamanan di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, kembali memanas setelah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Ngalum Kupel diduga membakar bangunan SMP Negeri Kiwirok di Desa Sopamikma, Distrik Kiwirok, pada Selasa (07/10/2025). Insiden tersebut menambah panjang daftar serangan terhadap fasilitas publik di wilayah pegunungan timur Indonesia itu.
Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani, menjelaskan bahwa aksi pembakaran dilakukan oleh sekitar 16 orang tak dikenal yang datang secara tiba-tiba ke area sekolah.
“Satgas Operasi Damai Cartenz bersama Satgas Pamtas Yonif RK 753, Satgas Prayuda (Mamta), Satgas BAIS, Satgas Rajawali, dan Polsek Distrik Kiwirok segera bergerak menuju lokasi, namun para pelaku telah melarikan diri ke arah Desa Delpem,” ujar Faizal dalam keterangannya, Rabu (08/10/2025).
Menindaklanjuti kejadian itu, aparat gabungan segera memperkuat penjagaan di Desa Mangoldolki, yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat kejadian. Langkah antisipatif itu dilakukan untuk mencegah kemungkinan serangan terhadap SD Negeri Kiwirok, yang berada di wilayah sekitar.
Faizal menilai pembakaran fasilitas pendidikan merupakan bentuk kekerasan yang tidak hanya merugikan negara, tetapi juga menghancurkan masa depan generasi muda Papua.
“Serangan terhadap sekolah adalah tindakan keji yang menargetkan masa depan anak-anak Papua. Ini bukan hanya kejahatan terhadap negara, tetapi juga terhadap kemanusiaan,” tegasnya.
Ia memastikan bahwa operasi pengejaran terhadap kelompok pelaku akan terus dilakukan hingga situasi di Kiwirok benar-benar kondusif.
“Kami akan terus memburu para pelaku dan memastikan wilayah Kiwirok tetap aman,” tambahnya.
Bangunan SMP Negeri Kiwirok bukan kali pertama menjadi sasaran penyerangan. Sebelumnya, pada tahun 2021, sekolah yang sama juga dibakar oleh kelompok bersenjata. Akibat peristiwa itu, kegiatan belajar-mengajar sempat dipindahkan ke SMP Negeri 1 Oksibil, di ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang.
Sementara itu, Wakaops Damai Cartenz Kombes Adarma Sinaga mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan insiden tersebut.
“Kami meminta masyarakat tetap tenang dan segera melapor jika melihat pergerakan mencurigakan. Aparat keamanan selalu hadir untuk melindungi dan menjamin keselamatan warga,” ujarnya.
Aksi pembakaran sekolah ini dinilai menjadi salah satu bentuk teror KKB untuk menciptakan ketakutan di tengah masyarakat. Namun, aparat gabungan menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas keamanan serta menegakkan hukum di seluruh wilayah Papua, khususnya di daerah rawan konflik seperti Kiwirok. []
Diyan Febriana Citra.