JAKARTA – Upaya pencarian terhadap seorang nelayan yang hilang akibat tenggelamnya kapal Surya Bahari Rawasaban di perairan Kepulauan Seribu terus dilakukan oleh tim gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas, dan aparat kepolisian. Hingga Rabu (08/10/2025) pagi, satu korban bernama Udin masih belum ditemukan.
Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD Provinsi DKI Jakarta, M Yohan, mengatakan bahwa tujuh korban lainnya berhasil diselamatkan dalam proses evakuasi yang berlangsung pada Selasa pagi.
“Tujuh korban selamat berhasil dievakuasi nelayan pada Selasa (07/10/2025) pukul 08.00 dan 10.00 WIB. Satu korban bernama Udin masih dalam proses pencarian,” ujar Yohan saat dikonfirmasi, Rabu (08/10/2025).
Ia menegaskan bahwa operasi pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan kembali dilanjutkan pagi ini. “Betul, operasi SAR gabungan pencarian satu korban dilanjutkan pagi ini,” kata Yohan menambahkan.
Insiden tenggelamnya kapal nelayan tersebut terjadi pada Selasa dini hari di sekitar perairan Pulau Bokor, salah satu wilayah yang kerap menjadi rute aktivitas nelayan asal Tangerang dan pesisir utara Jakarta. Berdasarkan laporan awal, kapal Surya Bahari Rawasaban diketahui berangkat dari Pelabuhan Cituis, Kabupaten Tangerang, pada Senin malam (06/10/2025) sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu, kondisi cuaca masih relatif tenang.
Namun, situasi berubah cepat ketika kapal mencapai perairan Pulau Bokor. Cuaca mendadak memburuk dengan hembusan angin kencang dan gelombang tinggi, yang menyebabkan kapal kehilangan keseimbangan dan akhirnya tenggelam. Para nelayan yang berada di kapal sempat berusaha menyelamatkan diri sebelum mendapat pertolongan dari kapal nelayan lain yang melintas di sekitar lokasi kejadian.
Berikut daftar tujuh korban selamat dari kapal KM Surya Bahari Rawasaban:
-
Wahyudin (nahkoda)
-
Imron
-
Juli
-
Kartani
-
Wawan
-
Kacung
-
Kodok
Sementara satu korban, Udin, hingga kini masih dalam pencarian oleh tim gabungan. Cuaca di sekitar lokasi pencarian dilaporkan berawan dengan potensi hujan ringan, yang dapat mempengaruhi proses pencarian di laut.
BPBD DKI Jakarta mengimbau para nelayan dan operator kapal untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan cuaca ekstrem di perairan utara Jakarta. “Kami terus berkoordinasi dengan BMKG dan instansi terkait agar keselamatan pelayaran tetap terjaga,” ujar Yohan. []
Diyan Febriana Citra.