JAKARTA — Sosok legendaris di dunia transportasi daring, Mulyono, yang dikenal sebagai “driver 001” Gojek, kembali menjadi perhatian publik. Ia bersama 11 rekannya hadir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (10/10/2025), untuk memberikan dukungan moral kepada pendiri Gojek sekaligus mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, yang tengah menghadapi sidang praperadilan atas status tersangkanya.
Kehadiran Mulyono bukan sekadar formalitas. Ia datang dengan penuh empati, mengingat kedekatannya dengan Nadiem sejak awal berdirinya Gojek pada 2010 silam.
“Ya, (hadir) sebagai teman karena saya dengan Nadiem itu di 2010 merintis bareng-bareng. Jadi saya kasih support, dukungan sebagai teman, sebagai sahabat,” ujarnya.
Bagi Mulyono, kehadirannya bersama para pengemudi angkatan pertama Gojek merupakan bentuk solidaritas kepada seseorang yang dinilainya berjasa besar bagi kehidupan jutaan masyarakat.
“Kami support sebagai sahabat, sebagai teman, sama-sama dulu kita ngerintis di Gojek. Karyanya Nadiem sampai saat ini masih menghidupi jutaan orang yang ada di Indonesia. Kami kasih dukungan moral, bahwa sahabat-sahabatmu di 2010 masih ada,” tambahnya.
Sekitar 12 pengemudi Gojek ikut mendampingi Mulyono ke ruang sidang. Mereka merupakan bagian dari generasi awal yang turut membangun fondasi Gojek ketika layanan transportasi daring itu baru mulai dikenal publik. “Ini teman-teman saya seangkatan di 2010 yang sampai saat ini masih nge-Gojek,” jelasnya.
Mulyono tak menutupi rasa terkejutnya saat mengetahui kabar penetapan Nadiem sebagai tersangka. Ia menilai, Nadiem yang dikenalnya sejak awal bukan sosok yang tamak atau bergaya hidup mewah.
“Pastinya kaget, seakan enggak percaya. Karena kami kenal dari 2010, tahu lah karakternya Nadiem bagaimana. Orangnya sangat-sangat sederhana. Dia ke mana-mana pun selalu naik ojek,” tutur Mulyono.
Ia berharap proses hukum terhadap sahabat lamanya itu berjalan transparan dan adil.
“Harapan saya, mudah-mudahan kasusnya cepat selesai dan hukum ditegakkan seadil-adilnya di negeri ini,” ucapnya penuh harap.
Mulyono menegaskan, langkahnya menghadiri sidang tersebut adalah keputusan pribadi, bukan atas instruksi dari pihak mana pun. “Saya datang karena rasa persahabatan. Enggak ada yang suruh,” katanya.
Bagi Mulyono dan rekan-rekannya, kehadiran di pengadilan bukan hanya bentuk dukungan terhadap individu, tetapi juga simbol penghormatan terhadap perjuangan awal mereka membangun layanan ojek daring yang kini telah menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia. []
Diyan Febriana Citra.