JAKARTA — Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) mengambil langkah tegas untuk mempertahankan posisi hukumnya dengan mengajukan banding resmi ke Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) terkait dugaan pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasi.
Penjabat Presiden FAM, Datuk Yusoff Mahadi, menyampaikan bahwa proses banding telah diajukan melalui tim hukum sebelum batas waktu yang ditetapkan FIFA pada Rabu (15/10/2025) pagi waktu setempat. Menurutnya, langkah ini menjadi bagian penting dari upaya organisasi untuk membersihkan nama baik sepak bola Malaysia di mata dunia.
“Ketika kami banding, itu berarti kami berharap menerima hasil positif. Pengacara yang ditunjuk berasal dari luar negeri. Manajemen tim nasional adalah tim profesional dan tentu saja punya hubungan dengan banyak pengacara internasional yang memahami regulasi sepak bola di level global,” ujar Mahadi.
Dalam pengajuan banding tersebut, FAM melibatkan pengacara eksternal dan melampirkan dokumen baru tujuh pemain naturalisasi. Dokumen tersebut diklaim lebih rapi, lengkap, dan telah diverifikasi ulang oleh tim legal FAM.
“Mereka memiliki jaringan profesional hukum berpengalaman yang dapat membantu kami dalam proses banding. Banding ini dapat dilihat sebagai kesempatan kedua kami dalam kasus ini,” lanjut Mahadi.
Optimisme FAM muncul setelah mereka melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kesalahan administratif yang disebut menjadi pemicu masalah. Federasi itu menegaskan, proses naturalisasi tujuh pemain dilakukan dengan niat baik untuk memperkuat tim nasional, bukan dengan tujuan melanggar regulasi FIFA.
Sebelumnya, FIFA menjatuhkan sanksi berat terhadap FAM pada akhir September. Dalam temuan badan sepak bola dunia itu, terdapat dugaan pemalsuan dokumen silsilah keluarga tujuh pemain, yakni Gabriel Palmero, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, Joao Figueiredo, Jon Irazabal, dan Hector Hevel.
FIFA menilai dokumen yang diajukan FAM berisi data kelahiran kakek-nenek yang tidak sesuai. Jika FAM menyebut leluhur para pemain itu berasal dari Malaysia, FIFA justru menemukan bahwa mereka lahir di wilayah Eropa dan Amerika Selatan.
Atas pelanggaran tersebut, FIFA menjatuhkan denda sebesar 350 ribu franc Swiss atau sekitar Rp7,2 miliar kepada FAM. Sementara masing-masing pemain dikenai denda 2.000 franc Swiss (sekitar Rp41,4 juta) dan larangan beraktivitas di dunia sepak bola selama satu tahun.
Kasus ini menjadi ujian besar bagi FAM dalam menjaga integritas dan kredibilitas sepak bola nasional. Kini, seluruh mata penggemar sepak bola Malaysia tertuju pada hasil banding yang diajukan ke FIFA, yang akan menentukan apakah FAM berhasil membuktikan kesalahpahaman administratif atau harus menerima sanksi yang sudah dijatuhkan. []
Diyan Febriana Citra.