JAKARTA — Pemerintah berencana mengumumkan paket stimulus ekonomi terbaru pada Kamis (16/10/2025) untuk memperkuat daya tahan ekonomi nasional di tengah dinamika global yang masih tidak menentu. Kepastian rencana itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto seusai menghadiri agenda “Pertemuan Pikiran” dalam rangkaian Forbes Global CEO Conference bertajuk “The World Pivot” di St. Regis Jakarta, Rabu (15/10/2025) malam.
“Rencananya begitu,” ujar Airlangga singkat ketika ditanya soal waktu pengumuman stimulus tersebut.
Stimulus ekonomi ini akan menjadi paket keempat yang diluncurkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, setelah tiga paket sebelumnya digelontorkan sejak ia menjabat pada Oktober 2024. Pemerintah menilai langkah ini penting untuk memperkuat daya beli masyarakat sekaligus mempercepat pertumbuhan ekonomi menuju 8 persen pada 2029, dari posisi sekitar 5 persen saat ini.
Kebijakan tersebut juga diharapkan mampu menjaga stabilitas ekonomi di tengah tekanan eksternal seperti ketegangan geopolitik, fluktuasi harga komoditas global, serta pelemahan permintaan ekspor dari sejumlah mitra dagang utama.
Hingga saat ini, perekonomian Indonesia masih sangat bergantung pada konsumsi rumah tangga, sementara investasi dan ekspor belum menunjukkan peningkatan signifikan. Karena itu, paket stimulus terbaru diprediksi akan menekankan aspek insentif fiskal, dukungan industri padat karya, serta pemberdayaan sektor UMKM, yang menjadi tulang punggung perekonomian domestik.
Adapun tiga stimulus sebelumnya telah menggelontorkan total Rp79,2 triliun, dengan rincian:
-
Paket pertama pada Desember 2024 senilai Rp38,6 triliun, difokuskan pada subsidi pangan dan energi.
-
Paket kedua pada Juni 2025 sebesar Rp24,44 triliun, diarahkan pada percepatan infrastruktur dan investasi daerah.
-
Paket ketiga pada September 2025 senilai Rp16,23 triliun, menyasar penguatan industri manufaktur serta pembiayaan digital UMKM.
Kalangan pengamat menilai stimulus keempat ini akan menjadi tolok ukur efektivitas kebijakan ekonomi era Prabowo, apakah mampu menjaga momentum pertumbuhan atau sekadar menjadi langkah penenang psikologis pasar. Beberapa ekonom sebelumnya mengingatkan agar stimulus kali ini memiliki dampak riil terhadap lapangan kerja dan produktivitas, bukan hanya menjaga persepsi positif di kalangan pelaku usaha.
Dengan agenda ekonomi yang padat dan ekspektasi tinggi dari publik, kebijakan yang akan diumumkan hari ini menjadi ujian penting bagi pemerintah dalam memastikan strategi pemulihan berjalan seimbang antara stabilitas fiskal dan kesejahteraan masyarakat. []
Diyan Febriana Citra.