Thailand–Kamboja Akan Gelar Pertemuan Mendesak Bahas Batas Negara

Thailand–Kamboja Akan Gelar Pertemuan Mendesak Bahas Batas Negara

Bagikan:

BANGKOK — Ketegangan antara Thailand dan Kamboja kembali mencuat, mendorong kedua negara untuk mempercepat pertemuan Komisi Perbatasan Bersama (Joint Boundary Commission/JBC) guna membahas penyelesaian sengketa wilayah dan langkah-langkah keamanan di sepanjang garis perbatasan. Pertemuan tersebut dijadwalkan digelar pekan ini setelah situasi di lapangan dianggap “mendesak” oleh pihak Thailand.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikondet Phalangkun, menegaskan bahwa pertemuan kali ini berbeda dari biasanya karena diselenggarakan dalam waktu yang relatif cepat.

“Situasi kali ini sangat mendesak, meskipun mekanisme bilateral itu biasanya dilakukan secara berkala,” ujarnya dalam pernyataan resmi, Minggu (19/10/2025).

Phalangkun menyebut bahwa Thailand berencana mengajukan beberapa isu penting dalam forum tersebut, termasuk dugaan pelanggaran wilayah oleh Kamboja di kawasan Ban Nong Chan dan Ban Nong Ya Kaew. Ia menambahkan, pemerintah Thailand akan menginformasikan rencana pembangunan pagar keamanan di wilayah yang telah disepakati sebagai batas resmi kedua negara.

“Kami akan memberi tahu pihak Kamboja tentang rencana menerapkan langkah-langkah keamanan, seperti pembangunan pagar di wilayah-wilayah yang tanda batasnya telah disepakati kedua pihak,” kata Phalangkun.

Selain persoalan batas, pertemuan itu juga akan mencakup pembahasan penarikan senjata berat dari garis perbatasan, kerja sama pemberantasan penipuan daring lintas batas, serta peningkatan koordinasi dalam pengelolaan kawasan perbatasan yang sering dimanfaatkan oleh jaringan kriminal.

“Thailand sekali lagi berharap Kamboja bisa memenuhi komitmennya dengan penuh tanggung jawab,” tambahnya.

Sengketa perbatasan antara kedua negara ini telah berlangsung selama beberapa dekade. Ketegangan memuncak pada 24 Juli 2025, ketika kedua belah pihak saling menembakkan artileri dan melakukan serangan udara, menimbulkan korban di kalangan warga sipil.

Pasca-insiden tersebut, kedua negara sepakat memberlakukan gencatan senjata pada 4 Agustus 2025, diikuti dengan kesepakatan formal mengenai langkah-langkah implementasinya beberapa hari kemudian. Namun, sejumlah laporan tentang pelanggaran wilayah dan aktivitas militer terbatas masih muncul di lapangan, menimbulkan kekhawatiran akan kerapuhan perdamaian yang baru terjalin.

Pertemuan JBC kali ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk menegaskan kembali komitmen diplomatik kedua negara dalam menjaga stabilitas regional. Para pengamat menilai bahwa kerja sama dalam penjinakan ranjau dan pembangunan pagar batas dapat menjadi langkah simbolis menuju rekonsiliasi yang lebih permanen antara Bangkok dan Phnom Penh. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Hotnews Internasional