Pesawat dari Kanada Jatuh di Pegunungan Greenland, Satu Orang Tewas

Pesawat dari Kanada Jatuh di Pegunungan Greenland, Satu Orang Tewas

Bagikan:

GREENLAND – Upaya pencarian pesawat yang hilang di kawasan pegunungan bersalju Greenland akhirnya menemukan titik terang. Otoritas bandara Denmark, Naviair, pada Senin (28/10/2025) mengumumkan bahwa pesawat tersebut ditemukan dalam kondisi hancur di wilayah Gunung Sermitsiaq, dengan satu orang di dalamnya dinyatakan tewas.

Pesawat nahas itu dilaporkan lepas landas dari Kanada dan kehilangan kontak pada Sabtu (25/10/2025) ketika melintas di atas Pulau Sermitsiaq, di bagian utara ibu kota Greenland, Nuuk. Sinyal terakhir yang diterima radar menunjukkan pesawat tengah melintasi jalur udara yang dikenal berisiko tinggi karena kondisi cuaca ekstrem dan topografi yang sulit dijangkau.

“Pagi ini, lokasi kecelakaan telah ditemukan, dan sayangnya, tidak ada korban selamat,” demikian keterangan resmi Naviair yang dikutip dari AFP, Senin (28/10/2025).

Selama dua hari pencarian, tim penyelamat menghadapi cuaca buruk yang diselimuti kabut tebal, sehingga menyulitkan visibilitas udara. Lokasi jatuhnya pesawat baru bisa dipastikan setelah kabut menghilang pada Senin (28/10/2025) pagi. Dari hasil pengamatan awal, bangkai pesawat ditemukan di tebing terjal Gunung Sermitsiaq, salah satu kawasan paling menantang di Greenland.

“Pesawat itu ditemukan di Gunung Sermitsiaq, tetapi di lokasi yang saat ini tidak dapat diakses, sehingga menyulitkan pihak berwenang untuk mengambil tindakan lebih lanjut saat ini,” ujar Brian Thomsen dari kepolisian Greenland.

Pihak berwenang kini tengah berupaya merancang strategi evakuasi mengingat kondisi geografis yang berbahaya, dengan suhu ekstrem dan permukaan es yang tidak stabil. Penyelamatan diperkirakan akan membutuhkan waktu lebih lama karena tim harus menunggu cuaca membaik untuk bisa mengirimkan helikopter ke titik jatuhnya pesawat.

Hingga berita ini diturunkan, identitas korban belum diungkapkan oleh otoritas setempat. Naviair menyatakan masih berkoordinasi dengan otoritas penerbangan Kanada untuk memastikan asal penerbangan, jenis pesawat, serta data penumpang.

Insiden ini kembali menyoroti tingginya risiko penerbangan di wilayah kutub utara yang dikenal ekstrem. Medan bersalju, jarak komunikasi yang terbatas, serta kondisi cuaca yang cepat berubah menjadi tantangan utama bagi penerbangan lintas Atlantik Utara, terutama untuk pesawat berpenumpang tunggal atau berukuran kecil. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Hotnews Internasional