JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus mempercepat pembangunan proyek Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) Zona 1 di kawasan Pluit, Jakarta Utara. Proyek pengolahan limbah domestik modern ini ditargetkan selesai pada tahun 2027 dan akan melayani sekitar 220 ribu rumah tangga, atau setara 1 juta penduduk Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meninjau langsung progres proyek tersebut pada Kamis (30/10/2025). Ia menegaskan, JSDP merupakan langkah penting dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota modern, sehat, dan berkelanjutan.
“Zona satu ini selesai di tahun 2027. Dan tempat ini akan bisa memberikan aliran kepada 220.000 rumah tangga atau kurang lebih 1 juta penduduk,” ujar Pramono.
Menurutnya, JSDP merupakan proyek strategis yang menjadi salah satu prasyarat utama bagi Jakarta untuk bertransformasi menuju kota global dan inklusif. Sistem pengelolaan air limbah yang tertata dengan baik, kata dia, merupakan bagian penting dari infrastruktur kota masa depan.
“Sebagai kota global, penanganan air limbah itu harus diatur dengan baik. Ini proyek yang sangat strategis untuk masa depan Jakarta,” lanjutnya.
Pramono juga memahami bahwa pengerjaan proyek yang dilakukan di bawah tanah dengan kedalaman 20–30 meter sering menimbulkan gangguan lalu lintas. Namun ia menegaskan, pembangunan ini tidak boleh terhenti karena manfaatnya akan sangat besar bagi masyarakat.
“Banyak masyarakat tidak tahu kalau pekerjaannya di bawah tanah. Kami akan perbaiki komunikasi publik supaya masyarakat paham bahwa proyek ini dilakukan untuk kepentingan warga Jakarta,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa Pemprov DKI akan mengintegrasikan pengelolaan air bersih dan limbah bersama pemerintah pusat agar sistemnya lebih efisien dan mudah diakses masyarakat.
“Ke depan, pengaturan air bersih dan limbah akan di-bundling, karena dengan sistem itu warga bisa lebih mudah mendapatkan layanan air bersih sekaligus pembuangan limbah yang tertata,” ungkapnya.
Proyek JSDP Zona 1 menggunakan teknologi asal Jepang dan dirancang menjadi model pengelolaan limbah modern bagi kota-kota besar di Indonesia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Dewi Chomistriana, menyebutkan proyek ini baru mencakup sekitar 7,8 persen dari populasi Jakarta.
“Selain untuk mengurangi pencemaran air tanah, proyek ini juga penting bagi kesehatan masyarakat. Kami mohon dukungan warga agar proyek berjalan lancar karena masih banyak zona lain yang akan dikerjakan,” kata Dewi.
Jika rampung, sistem JSDP Zona 1 di Pluit akan memiliki kapasitas pengolahan 240.000 meter kubik per hari dan melayani tiga wilayah administrasi, yakni Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara, dengan cakupan delapan kecamatan. []
Diyan Febriana Citra.

