Menteri Agus dan Raffi Ahmad Tinjau Transformasi Nusakambangan

Menteri Agus dan Raffi Ahmad Tinjau Transformasi Nusakambangan

Bagikan:

JAKARTA – Pulau Nusakambangan di Cilacap, Jawa Tengah, yang selama ini dikenal sebagai kawasan penjara berkeamanan tinggi, kini tengah bertransformasi menjadi pusat pembinaan dan pemberdayaan warga binaan. Menteri Imigrasi dan Permasyarakatan (Imipas) Agus Andrianto menegaskan, upaya perubahan wajah Nusakambangan bukan sekadar pembenahan infrastruktur, tetapi juga langkah serius pemerintah dalam membangun sistem pemasyarakatan yang lebih produktif dan manusiawi.

Pada Rabu (05/11/2025), Menteri Agus kembali meninjau pulau tersebut bersama sejumlah tokoh publik dan pejabat negara. Turut hadir Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, Wakil Menteri PANRB Purwadi Arianto, Wamen Ketenagakerjaan Afriansyah Noor, serta Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad. Kehadiran sejumlah figur publik ini menjadi penanda bahwa Nusakambangan kini membuka diri terhadap sinergi lintas sektor, termasuk dunia kreatif.

Setibanya di Dermaga Sodong sekitar pukul 08.30 WIB, rombongan langsung meninjau workshop pembuatan batako dan paving berbahan Fly Ash Bottom Ash (FABA) limbah hasil pembakaran batu bara yang diolah menjadi bahan bangunan ramah lingkungan. Di lokasi tersebut, sebanyak 30 warga binaan aktif memproduksi material konstruksi yang kini sudah mencapai 23.116 buah paving Holland, dengan 19.880 di antaranya telah terjual ke berbagai pihak.

Kegiatan tersebut menjadi salah satu contoh nyata program pembinaan berbasis kemandirian ekonomi di lingkungan lembaga pemasyarakatan. Melalui pelatihan dan produksi, para narapidana dibekali keterampilan agar dapat berdaya saing setelah kembali ke masyarakat.

Setelah meninjau workshop FABA, rombongan melanjutkan kunjungan ke Balai Latihan Kerja (BLK) Pengolahan Pupuk Organik. BLK ini merupakan hasil kerja sama antara Ditjen Pemasyarakatan Kanwil Jawa Tengah dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Di tempat ini, sepuluh warga binaan dilatih memproduksi pupuk organik berbahan dasar kotoran kelelawar, sapi, dan domba.
Dari sepuluh peserta, tiga berasal dari Lapas Terbuka dan tujuh lainnya dari Lapas Nirbaya.

Menteri Agus menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari visi besar transformasi Nusakambangan.

“Kami ingin mewujudkan konsep sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Di satu sisi, kami membina warga binaan dengan pelatihan dan pemberdayaan. Di sisi lain, kami turut berkontribusi dalam ketahanan pangan nasional sebagaimana ditekankan oleh Presiden Prabowo Subianto,” ujarnya.

Melalui pendekatan ini, pemerintah berupaya menjadikan Nusakambangan bukan lagi simbol keterasingan, melainkan contoh nyata bahwa pembinaan narapidana dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan masyarakat. Dengan keterlibatan berbagai pihak, termasuk akademisi dan tokoh publik, Nusakambangan kini melangkah menuju paradigma baru: dari pulau hukuman menjadi pulau harapan. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Nasional