Peru Nyatakan Presiden Meksiko Persona Non Grata

Peru Nyatakan Presiden Meksiko Persona Non Grata

Bagikan:

MEXICO CITY — Hubungan diplomatik antara Peru dan Meksiko kembali memanas setelah Kongres Peru secara resmi menyatakan Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, sebagai persona non grata atau individu yang tidak diinginkan. Keputusan ini diumumkan pada Kamis (06/11/2025) malam waktu setempat, menyusul tuduhan bahwa Sheinbaum telah melakukan intervensi terhadap urusan politik dalam negeri Peru.

“Kongres Republik telah menyetujui penetapan yang menyatakan bahwa Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum sebagai persona non grata karena campur tangannya yang tidak bisa diterima dalam urusan internal Peru,” demikian pernyataan resmi lembaga legislatif Peru yang disampaikan melalui platform X.

Langkah keras tersebut menjadi babak baru dalam hubungan tegang antara kedua negara Amerika Latin itu, yang belakangan diwarnai dengan saling tuduh dan tindakan diplomatik balasan. Ketegangan meningkat setelah pemerintah Meksiko memberikan suaka politik kepada mantan Perdana Menteri Peru, Betssy Chavez, yang sebelumnya menghadapi proses hukum di negaranya atas dugaan pelanggaran konstitusi.

Tindakan Meksiko tersebut dinilai pemerintah Peru sebagai bentuk campur tangan terhadap kedaulatan nasional. Pemerintah Peru menilai pemberian suaka politik itu tidak sejalan dengan prinsip nonintervensi yang selama ini dijunjung dalam hubungan antarnegara di kawasan Amerika Latin.

Sebagai respons atas kebijakan itu, pada 3 November 2025, pemerintah Peru secara resmi memutuskan hubungan diplomatik dengan Meksiko. Kementerian Luar Negeri Peru juga meminta Kuasa Usaha Meksiko, Karla Ornelas, untuk segera meninggalkan wilayah Peru dalam waktu yang ditentukan.

Sementara itu, dari pihak Meksiko belum ada tanggapan resmi terkait keputusan Kongres Peru. Namun sejumlah analis politik di kawasan menilai, keputusan tersebut mencerminkan meningkatnya ketegangan politik di Amerika Latin, di mana isu suaka politik kerap menjadi sumber perselisihan antarnegara.

Para pengamat juga menilai kebijakan luar negeri Presiden Sheinbaum yang dikenal vokal dalam menyuarakan dukungan terhadap tokoh-tokoh politik progresif di kawasan bisa menjadi faktor yang memperuncing dinamika hubungan dengan beberapa negara tetangga, termasuk Peru.

Hubungan antara kedua negara sejatinya telah renggang sejak pergantian pemerintahan di Peru pada akhir 2022, ketika Presiden sebelumnya, Pedro Castillo, digulingkan dan kemudian ditahan. Sejak saat itu, Meksiko di bawah pemerintahan Sheinbaum terus menyuarakan kritik terhadap situasi politik di Lima, yang dinilai tidak sejalan dengan prinsip demokrasi.

Kini, keputusan Kongres Peru tersebut menandai eskalasi baru dalam diplomasi regional Amerika Latin. Belum jelas apakah langkah ini akan diikuti dengan tindakan lebih lanjut, namun pengamat menilai dampaknya berpotensi menghambat kerja sama bilateral dan meningkatkan ketegangan antarblok politik di kawasan. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Internasional