JAKARTA – Wilayah barat laut Kepulauan Tanimbar, Maluku, kembali diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,2 pada Selasa (11/11/2025) dini hari. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, gempa tersebut terjadi sekitar pukul 02.14 WIB dan dirasakan di beberapa titik di kawasan timur Indonesia.
Dalam laporan resminya, BMKG menyebut pusat gempa berada pada koordinat 6,41 derajat Lintang Selatan (LS) dan 130,18 derajat Bujur Timur (BT), atau sekitar 213 kilometer di barat laut Kepulauan Tanimbar, dengan kedalaman mencapai 191 kilometer di bawah permukaan laut.
“Gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami,” demikian keterangan BMKG yang disampaikan melalui situs resminya, Selasa pagi. Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai dampak kerusakan maupun korban jiwa akibat getaran tersebut.
Meski tidak menimbulkan ancaman tsunami, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan.
“Kami terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas seismik di sekitar lokasi kejadian,” lanjut pernyataan lembaga tersebut.
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat aktivitas kegempaan tertinggi di dunia. Letak geografis yang berada di antara tiga lempeng besar Lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik menjadikan wilayah nusantara sangat rentan terhadap gempa bumi dan letusan gunung api.
Kepulauan Tanimbar sendiri termasuk dalam zona rawan gempa karena posisinya berdekatan dengan Laut Banda, salah satu wilayah dengan aktivitas tektonik yang cukup intens. Getaran gempa dengan magnitudo sedang hingga kuat kerap terjadi di kawasan tersebut sepanjang tahun.
Selain gempa di barat laut Tanimbar, BMKG juga mencatat aktivitas seismik lain di wilayah perairan sekitar. Tak lama setelah peristiwa pertama, guncangan dengan kekuatan magnitudo 4,9 terdeteksi di Laut Banda pada koordinat 6,54 derajat LS dan 130,19 derajat BT. Sama seperti sebelumnya, gempa tersebut tidak berpotensi memicu tsunami.
Kedua kejadian tersebut menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat yang tinggal di wilayah rawan gempa. Pemerintah daerah bersama BMKG terus mengedukasi masyarakat mengenai langkah-langkah keselamatan, termasuk mengenali tanda-tanda bahaya dan jalur evakuasi.
Dengan sistem peringatan dini yang semakin canggih, diharapkan masyarakat dapat merespons cepat bila terjadi gempa dengan potensi lebih besar di masa mendatang. []
Diyan Febriana Citra.

