HAMILTON – Satu bulan setelah gencatan senjata diumumkan, penderitaan warga Gaza belum juga mereda. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa bantuan kemanusiaan masih sulit menembus wilayah tersebut akibat berbagai pembatasan yang diberlakukan Israel.
Melalui keterangan resmi pada Senin (10/11/2025), juru bicara PBB, Farhan Haq, mengungkapkan bahwa hambatan birokrasi dan kontrol ketat Israel membuat upaya penyaluran bantuan menjadi sangat terbatas. Ia menyebut, meskipun gencatan senjata sudah berlangsung sebulan, “upaya untuk meningkatkan bantuan masih terhambat oleh birokrasi.”
Haq, yang mewakili Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), menjelaskan bahwa Israel masih menutup sebagian besar jalur masuk ke Gaza serta menerapkan larangan bagi sejumlah mitra kemanusiaan utama yang sebelumnya aktif menyalurkan logistik penting.
“Israel hanya memfasilitasi dua dari delapan upaya bantuan secara keseluruhan, dan empat di antaranya terhambat di lapangan termasuk satu yang tertunda selama 10 jam sebelum tim akhirnya mendapat lampu hijau untuk bergerak,” papar Haq.
Kondisi di lapangan semakin rumit karena setiap pergerakan tim kemanusiaan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan otoritas Israel. Prosedur panjang tersebut menyebabkan keterlambatan signifikan dalam distribusi bahan makanan, obat-obatan, dan pasokan medis yang sangat dibutuhkan warga Gaza.
“Ya, hambatannya ada di pihak Israel. Kami sudah meminta dan berusaha berkoordinasi dengan mereka untuk membuka lebih banyak penyeberangan, tetapi mereka masih belum melakukannya,” tegas Haq ketika ditanya mengenai penyebab utama keterlambatan distribusi.
Meski menghadapi situasi penuh ketidakpastian, PBB bersama organisasi kemanusiaan internasional tetap berupaya memaksimalkan jalur bantuan yang tersedia. “PBB dan mitranya memanfaatkan setiap peluang untuk memperluas operasi,” tambahnya.
Sementara itu, data terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza menunjukkan bahwa sejak dimulainya perang pada Oktober 2023, lebih dari 69.000 orang tewas dan 170.600 lainnya luka-luka akibat agresi militer Israel. Kondisi infrastruktur yang hancur, krisis air bersih, serta kekurangan bahan pangan semakin memperparah situasi kemanusiaan di wilayah padat penduduk itu.
Meski gencatan senjata memberi harapan akan jeda kekerasan, kenyataannya warga Gaza masih berjuang melawan kelaparan, penyakit, dan akses terbatas terhadap bantuan internasional. PBB menyerukan kepada Israel agar membuka lebih banyak penyeberangan dan memberikan akses tanpa hambatan bagi operasi kemanusiaan demi mencegah krisis kemanusiaan yang lebih parah. []
Diyan Febriana Citra.

