JAKARTA — Hubungan Rusia dan India kembali menunjukkan penguatan signifikan menjelang akhir 2025. Presiden Rusia, Vladimir Putin, dijadwalkan melakukan kunjungan resmi ke India pada Desember 2025 mendatang, dengan fokus utama memperluas kerja sama di bidang energi nuklir sipil dan pertahanan strategis.
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, membenarkan bahwa Moskow tengah menyiapkan kunjungan tersebut. “Kami saat ini sedang secara aktif mempersiapkan kunjungan Putin ke India,” ujarnya di Moskow, dikutip Reuters, Selasa (11/11/2025).
Kunjungan itu akan mempertemukan Putin dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi, guna membahas berbagai isu penting, mulai dari perdagangan bilateral, keamanan global, hingga pengembangan teknologi nuklir generasi terbaru. Peskov tidak merinci kesepakatan apa yang mungkin dicapai, namun sejumlah sumber diplomatik menyebut pembicaraan akan mencakup proyek energi bernilai besar dan peningkatan kapasitas produksi reaktor di India.
Rusia dan India dikenal sebagai dua pendiri utama BRICS blok ekonomi negara-negara berkembang yang semakin berpengaruh di tengah ketegangan geopolitik global. Hubungan pribadi antara Putin dan Modi yang terjalin sejak lama juga menjadi faktor kunci dalam kelanjutan kemitraan strategis kedua negara.
Rosatom, badan energi nuklir Rusia, dilaporkan tengah menyiapkan rancangan pembangunan reaktor canggih berkapasitas 1.200 megawatt di India. Direktur Jenderal Rosatom, Alexey Likhachev, bersama Ketua Departemen Energi Atom India, Ajit Kumar Mohanty, baru-baru ini bertemu di Mumbai untuk membahas penguatan kerja sama, termasuk proyek reaktor modular kecil (SMR) yang dinilai cocok untuk daerah terpencil.
“Kami telah membangun sistem kerja sama yang efektif dan rantai pasok yang andal, yang kini menjadi dasar pengembangan proyek baru,” kata Likhachev. Ia juga menegaskan kesiapan Rusia mendukung target India mencapai 100 gigawatt listrik tenaga nuklir dengan teknologi efisien dan ramah lingkungan.
Kedua negara juga meninjau kemajuan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Kudankulam di Tamil Nadu, proyek terbesar hasil kolaborasi mereka. PLTN itu direncanakan memiliki enam reaktor VVER-1.000 dengan total kapasitas 6.000 megawatt, sementara pengembangan reaktor generasi baru berbasis teknologi VVER-1.200 akan menjadi fokus tahap berikutnya.
Di sisi lain, kunjungan Putin ke India juga berpotensi memicu ketegangan baru dengan Amerika Serikat. Presiden Donald Trump sebelumnya mendesak India menghentikan impor minyak Rusia, namun India tetap mempertahankan hubungan dagang dengan Moskow demi menjaga stabilitas energinya.
Selain sektor energi, Rusia juga menegaskan komitmen mempertahankan keseimbangan strategis global melalui pengembangan teknologi pertahanan mutakhir. Putin sebelumnya mengumumkan bahwa negaranya sedang mengembangkan rudal nuklir generasi terbaru dengan kemampuan hipersonik. “Pada masa mendatang bahkan akan menjadi hipersonik,” kata Putin di Kremlin awal November lalu.
Bagi Rusia dan India, kerja sama energi nuklir bukan sekadar urusan teknologi, tetapi simbol kepercayaan politik dan keseimbangan kekuatan di tengah dunia yang semakin terpolarisasi. []
Diyan Febriana Citra.

