Gibran Soroti Ledakan di SMAN 72 Jakarta: Sekolah Harus Jadi Zona Aman dari Bullying

Gibran Soroti Ledakan di SMAN 72 Jakarta: Sekolah Harus Jadi Zona Aman dari Bullying

Bagikan:

JAKARTA — Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyoroti kasus ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang menyebabkan 55 orang mengalami luka-luka. Peristiwa tersebut menjadi perhatian serius pemerintah karena diduga berkaitan dengan tindakan perundungan (bullying) yang dialami pelaku.

Dalam sambutannya pada peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-61 di Kementerian Kesehatan, Rabu (12/11/2025), Gibran menekankan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan sehat, tidak hanya dari sisi fisik, tetapi juga mental.

“Dan, Bapak-Ibu, ini saya titip pesan juga, selain kesehatan fisik, kita juga perlu menjaga kesehatan mental. Sekolah itu harus menjadi tempat yang aman, nyaman bagi anak-anak kita. Tempat yang bebas bullying,” ujar Gibran.

Menurutnya, sekolah memiliki peran penting dalam mendeteksi dini tanda-tanda tekanan psikologis maupun perilaku negatif di antara para siswa. Ia mengimbau para pendidik, orang tua, dan seluruh pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan untuk lebih peka terhadap kondisi peserta didik.

“Saya titip Bapak-Ibu untuk kita semua saling menjaga, saling peka, dan juga saling mengingatkan, agar kejadian-kejadian yang terjadi kemarin mungkin di salah satu SMA di Jakarta tidak terulang kembali,” lanjutnya.

Pernyataan Wapres itu menyoroti persoalan yang kini tengah ditelusuri aparat kepolisian. Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, pelaku yang berstatus Anak Berkonflik dengan Hukum (ABH) diduga mempelajari cara membuat bahan peledak melalui video tutorial di media sosial.

Kepolisian bersama tim digital forensik kini bekerja sama dengan kementerian terkait untuk menelusuri situs daring yang dijadikan sumber pelaku dalam mempelajari bahan peledak tersebut.

“Kami masih akan melakukan pendalaman terhadap anak berkonflik dengan hukum (ABH) tersebut,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Iman Imanuddin saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11/2025).

Iman menjelaskan, penyidik juga tengah mendalami kemungkinan bahwa aksi pelaku dipicu oleh pengalaman menjadi korban bullying di lingkungan sekolah. Namun demikian, polisi masih menunggu kondisi pelaku yang belum sepenuhnya pulih untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Peristiwa di SMAN 72 Jakarta menjadi pengingat penting tentang dampak serius dari perundungan di kalangan pelajar. Selain menimbulkan trauma psikologis, perundungan juga berpotensi mendorong tindakan berbahaya yang mengancam keselamatan diri dan orang lain.

Gibran berharap seluruh sekolah, guru, serta tenaga pendidik dapat memperkuat sistem pendampingan konseling bagi siswa, agar setiap masalah sosial dan emosional dapat segera terdeteksi sebelum berkembang menjadi tindakan ekstrem. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Hotnews Nasional