TNI Siapkan Peralatan Medis dan Zeni untuk Misi Gaza

TNI Siapkan Peralatan Medis dan Zeni untuk Misi Gaza

Bagikan:

JAKARTA – Rencana pengiriman pasukan perdamaian Indonesia ke Gaza semakin dipersiapkan secara matang oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Selain personel dengan berbagai keahlian, beragam fasilitas pendukung juga mulai disiapkan, terutama perlengkapan kesehatan dan sarana konstruksi yang dinilai krusial untuk menunjang operasi kemanusiaan di wilayah konflik tersebut.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah menjelaskan bahwa TNI telah merancang kelengkapan logistik khusus yang akan dibawa dalam misi tersebut. Seluruh peralatan itu akan turut serta bersama 20.000 personel TNI yang disiapkan dalam dua bidang, yaitu kesehatan dan Zeni Konstruksi.

“Seperti fasilitas rumah sakit lapangan, peralatan medis emergensi, ambulans, perlengkapan air bersih dan sanitasi, serta kemampuan konstruksi Zeni termasuk alat berat dan sarana rekonstruksi,” kata Freddy saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu (15/11/2025.

Freddy menambahkan, seluruh peralatan kesehatan itu nantinya digunakan untuk membantu warga yang terdampak perang. Dengan kondisi Gaza yang mengalami kerusakan parah, keberadaan fasilitas medis lapangan sangat dibutuhkan untuk menangani korban yang terus bertambah.

Selain aspek kesehatan, sektor konstruksi juga tidak luput dari perhatian. Pasukan Zeni TNI akan membawa berbagai perlengkapan untuk mendukung pembangunan kembali fasilitas umum yang rusak. Infrastruktur seperti jaringan air bersih, ruang hunian sementara, hingga fasilitas publik lainnya menjadi fokus utama dalam rencana misi ini.

Freddy menegaskan bahwa seluruh personel yang disiapkan telah memiliki pengalaman panjang dalam misi perdamaian internasional di berbagai wilayah konflik. Namun demikian, mereka tetap akan menjalani pelatihan tambahan untuk memastikan kesiapan penuh menghadapi dinamika lapangan. “Mereka hanya perlu melakoni beberapa pelatihan untuk memantapkan persiapan ke Gaza,” ujarnya.

Hingga kini, TNI masih menunggu keputusan final dari pemerintah serta persetujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tanpa restu dari otoritas internasional tersebut, pengiriman pasukan tidak dapat dilakukan.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin menjelaskan bahwa terdapat dua jalur yang dapat ditempuh pemerintah untuk memperoleh restu pengiriman pasukan perdamaian.

“Ada dua alternatif. Alternatif pertama adalah di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” kata Sjafrie di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Jumat (14/10/2025).

Ia menuturkan bahwa selama ini Indonesia sudah menjadi mitra aktif PBB dalam misi perdamaian di berbagai kawasan seperti Afrika dan Lebanon. Oleh karena itu, pendekatan diplomatik antar-kepala negara diperlukan untuk menyamakan pandangan terkait operasi Gaza.

Selain jalur PBB, Indonesia juga membutuhkan dukungan negara-negara yang memiliki pengaruh besar terhadap dinamika konflik tersebut. Sjafrie menyebut negara-negara Arab memiliki peran penting dalam menentukan bentuk operasi kemanusiaan di Gaza.

“Bagi negara-negara Arab, yaitu Arab Saudi, Yordania, Mesir, Qatar dan Uni Emirat Arab, kalau itu menyatakan silahkan, maka Indonesia dengan senang hati akan melibatkan,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa pihak-pihak terkait, termasuk Israel, tetap memiliki peran penting dalam proses perizinan. “Tentu saja (termasuk) Israel, karena Israel adalah bagian yang sangat kompeten di dalam persoalan ini,” kata Sjafrie. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Nasional