JAKARTA – Aksi unjuk rasa yang digelar di dua lokasi berbeda di Jakarta Pusat pada Senin (17/11/2025) membuat aparat kepolisian harus bekerja ekstra untuk menjaga stabilitas keamanan. Aktivitas masyarakat di kawasan pusat pemerintahan turut terdampak karena potensi kepadatan lalu lintas yang meningkat sejak pagi hingga siang hari.
Kepala Seksi Humas Polres Metro Jakarta Pusat, Ruslan Basuki, menjelaskan bahwa aparat telah bersiaga sejak dini hari untuk memastikan dua aksi tersebut berjalan tertib. Aksi pertama dilakukan oleh serikat buruh se-Jakarta yang berkumpul di kawasan Monas, tepatnya di Lapangan Ikada.
“Unjuk rasa dari Aliansi Federasi Serikat Pekerja Serikat Buruh Se-Jakarta dan beberapa elemen massa pada Senin pagi di Lapangan Ikada, Monas,” ujar Ruslan dalam keterangan resminya.
Aksi para buruh itu menjadi bagian dari rangkaian tuntutan pengupahan yang sering mengemuka menjelang penetapan upah minimum provinsi (UMP). Beberapa kelompok buruh sebelumnya juga menyampaikan usulan kenaikan UMP 2026 dengan sejumlah skema perhitungan. Faktor tersebut menjadikan aksi di Monas sebagai salah satu titik yang menarik perhatian publik sejak pagi.
Sementara itu, aksi kedua terjadi menjelang siang hari dan melibatkan massa dari Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Mereka menggelar unjuk rasa di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir. Kehadiran mahasiswa menambah keramaian di lokasi yang memang merupakan pusat aktivitas pemerintahan dan peradilan.
Untuk mengamankan dua aksi di wilayah yang berdekatan itu, aparat mengerahkan hampir dua ribu personel gabungan. “Sebanyak 1.963 personel kepolisian dikerahkan untuk mengamankan dua aksi tersebut di wilayah Jakarta Pusat,” ujar Ruslan. Menurutnya, jumlah personel yang besar diperlukan karena kedua aksi berlangsung di area strategis dengan intensitas lalu lintas tinggi.
Selain penjagaan, kepolisian juga menyiapkan rekayasa lalu lintas secara situasional. Arus kendaraan di sekitar Monas dan Medan Merdeka Barat berpotensi dialihkan sewaktu-waktu bila massa aksi semakin memadati jalan. Ruslan mengimbau masyarakat untuk tidak memaksakan melewati area aksi demi menghindari perlambatan. “Bisa cari jalan alternatif lainnya, selama unjuk rasa berjalan,” katanya.
Meski menghadapi dua aksi secara bersamaan, pihak kepolisian memastikan seluruh prosedur pengamanan dilakukan dengan pendekatan humanis untuk menjaga kelancaran kegiatan masyarakat lainnya. Aparat juga memantau kemungkinan adanya mobilisasi massa tambahan dari luar Jakarta.
Seiring meningkatnya intensitas kegiatan di ruang publik, aparat menekankan bahwa koordinasi antarlembaga terus dilakukan. Dengan begitu, arus informasi mengenai kondisi lalu lintas, konsentrasi massa, maupun kebutuhan pengalihan rute dapat segera disampaikan kepada masyarakat. []
Diyan Febriana Citra.

