Bulog Perkirakan 100 Gudang Baru Mampu Tampung 1 Juta Ton Beras

Bulog Perkirakan 100 Gudang Baru Mampu Tampung 1 Juta Ton Beras

Bagikan:

JAKARTA – Upaya memperkuat ketahanan pangan nasional terus dikebut Perum Bulog. Salah satu langkah strategis yang kini menjadi fokus utama adalah pembangunan 100 gudang tambahan di berbagai daerah. Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menegaskan bahwa proyek tersebut akan memberi lonjakan signifikan pada kapasitas penyimpanan beras nasional.

“Estimasinya dengan 100 gudang ini maksimal sampai 1 juta ton,” katanya di Jakarta, Kamis (20/11/2025). Menurut Ahmad, tambahan kapasitas ini sangat penting untuk menghadapi peningkatan produksi sekaligus memastikan cadangan beras pemerintah tersimpan dengan aman.

Ia menjelaskan, setiap gudang yang dibangun memiliki daya tampung berbeda antara 1.000 ton hingga 7.000 ton, tergantung potensi daerah dan karakter lahan pertanian setempat. Namun, ia mengakui bahwa tambahan 100 gudang tersebut masih belum sepenuhnya mampu mengatasi kebutuhan penyimpanan nasional. Karena itu, Bulog tetap harus menyewa gudang milik pihak lain sebagai fasilitas pendukung.

Selain menambah infrastruktur fisik, Bulog juga menyiapkan penggunaan teknologi penyimpanan yang lebih modern. Salah satunya adalah penerapan sistem plastik vakum sebagai alternatif penyimpanan jangka panjang. Inovasi ini dinilai mampu menjaga kualitas beras lebih stabil, terutama di wilayah yang memiliki tingkat kelembapan tinggi.

Dari total 100 gudang yang ditargetkan, 50 unit di antaranya dibangun di atas lahan milik Bulog. Lokasi pembangunan telah disesuaikan bersama Kementerian Pertanian, Kementerian Dalam Negeri, serta sejumlah instansi terkait. Sinkronisasi lokasi ini penting agar pembangunan tidak tumpang tindih, terutama di wilayah 3T yang kerap terkendala distribusi dan logistik.

Ahmad menyebut fasilitas baru ini dirancang untuk memperkuat distribusi pangan, khususnya bagi masyarakat di daerah terpencil yang kerap terdampak cuaca ekstrem. “Sesuai dengan arahan Presiden, kita akan membangun gudang secepatnya. Harapannya di bulan Maret nanti sudah jadi dan bisa masuk hasil panen. Di panen raya itu sudah bisa masuk ke gudang baru,” ujar dia.

Di sisi lain, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengingatkan bahwa Indonesia akan menghadapi lonjakan stok beras dalam waktu dekat. Ia menilai produksi padi pada periode Desember hingga Januari 2026 diperkirakan mencapai titik tertinggi dalam beberapa dekade.

“Perkiraan kami, 3 juta berarti tertinggi selama 57 tahun. Nah, sekarang harus dipersiapkan Februari (2026). Februari sampai April (2026) itu butuh penyerapan 3 juta ton,” katanya.

Mentan menilai kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri karena kebutuhan ruang penyimpanan harus dipenuhi sejak dini. Meski demikian, Amran optimistis Bulog mampu menghadapi situasi tersebut berkat pengalaman dan kesiapan manajemen perusahaan. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Nasional