ITALIA β Tim tenis Italia kembali menunjukkan dominasinya di kancah internasional setelah memastikan gelar Piala Davis untuk ketiga kalinya secara beruntun. Dalam partai final yang digelar di Bologna, Minggu (23/11/2025) waktu setempat atau Senin (24/11/2025) WIB, Italia mengunci kemenangan penting atas Spanyol melalui dua pertandingan tunggal yang berlangsung dramatis.
Langkah Italia menuju gelar tidak lepas dari kontribusi besar Matteo Berrettini yang tampil pada partai pembuka. Berrettini memulai laga dengan penuh percaya diri dan langsung menekan lawannya, Pablo Carreno Busta. Ketajaman servis menjadi kunci keunggulan petenis 29 tahun itu, yang menyudahi pertandingan dengan skor 6-3, 6-4. βIa melepaskan 13 ace dan tidak menghadapi break point,β menurut laporan ATP, menggambarkan betapa solidnya permainan Berrettini pada laga tersebut.
Momentum kemenangan awal itu kemudian menjadi modal penting bagi Italia sebelum Flavio Cobolli turun di partai kedua. Tampil di hadapan publik sendiri, Cobolli justru sempat kesulitan menghadapi Jaume Munar. Ia tertinggal jauh setelah kalah tujuh dari delapan gim pertama. Namun tekad kuat membuat Cobolli melakukan kebangkitan signifikan.
Set pertama berakhir 1-6, tetapi pertandingan berubah ketika Cobolli menemukan ritme permainan di set kedua. Setelah kehilangan servis pada awal set, ia membalas dengan mematahkan servis lawan dan menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Pertarungan semakin ketat ketika Cobolli harus menunggu hingga set point ketujuh untuk memaksakan pertandingan menuju set penentuan.
Pada set ketiga yang berlangsung menegangkan, ia menemukan momentum penting di gim ke-11, sebelum akhirnya menyegel kemenangan 1-6, 7-6(5), 7-5. Keberhasilan itu membuat para pendukung Italia bersorak merayakan gelar yang kembali jatuh ke tangan mereka.
Italia kini tercatat sebagai negara pertama setelah Amerika Serikat (1968β1972) yang sukses merebut tiga gelar Piala Davis berturut-turut. Prestasi ini sekaligus mempertegas posisi Italia sebagai salah satu kekuatan tenis dunia, terlebih setelah juga mengamankan gelar Piala Billie Jean King di musim yang sama suatu pencapaian yang sebelumnya hanya diraih AS dan Australia.
Menariknya, seluruh rangkaian kemenangan ini diraih Italia tanpa kehadiran dua petenis terbaik mereka yang masuk jajaran Top 10, Jannik Sinner dan Lorenzo Musetti. Absennya kedua bintang tersebut justru membuka ruang bagi pemain-pemain muda untuk unjuk kualitas, termasuk Cobolli yang tampil luar biasa sepanjang turnamen. Cobolli sebelumnya bahkan menyelamatkan tujuh match point dalam duel penting melawan Zizou Bergs di semifinal.
Spanyol, yang kembali tampil di final Piala Davis untuk pertama kalinya sejak gelar 2019, harus mengakui keunggulan Italia yang tampil konsisten sejak babak awal hingga final. Di sepanjang perjalanan final tahun ini, Italia berhasil menyingkirkan Ceko dan Jerman sebelum memastikan trofi di pertandingan puncak.
Keberhasilan ini menegaskan bahwa regenerasi tenis Italia berjalan sangat baik, bahkan ketika mereka tidak bergantung pada pemain bintang. Bagi Italia, gelar ketiga ini bukan hanya soal kemenangan, melainkan bukti ketangguhan mental dan kedalaman skuad yang semakin matang. []
Diyan Febriana Citra.

