WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat kembali melakukan penataan struktur birokrasi di tingkat federal. Langkah terbaru yang menarik perhatian publik internasional adalah keputusan Presiden Donald Trump membubarkan Departemen Efisiensi Pemerintahan atau Department of Government Efficiency (DOGE), lembaga yang dibentuk pada awal masa jabatan keduanya untuk memangkas pemborosan anggaran negara.
Keputusan tersebut disampaikan juru bicara Gedung Putih, Liz Huston, pada Senin (24/11/2025). Ia menegaskan bahwa langkah ini diambil sejalan dengan komitmen Presiden Trump untuk menekan praktik tidak efisien di tubuh pemerintahan.
“Presiden Trump diberi mandat yang jelas untuk mengurangi pemborosan, penipuan, dan penyalahgunaan di seluruh pemerintahan federal, dan beliau terus aktif memenuhi komitmen tersebut,” kata Huston.
Meski kantor pusat DOGE dinyatakan ditutup, Gedung Putih memastikan bahwa tim-tim kecil yang dibentuk di masing-masing lembaga federal tetap bekerja. Struktur tersebut, menurut pemerintah, dianggap cukup untuk menjalankan prinsip efisiensi yang selama ini dikampanyekan.
Hingga kini, belum ada penjelasan rinci mengenai waktu pasti dan alasan formal yang melatarbelakangi penutupan kantor pusat DOGE. Namun, indikasi pembubarannya sebenarnya sudah terlihat sejak awal November, ketika Scott Kupor, Direktur Kantor Manajemen Personalia, menyebut lembaga itu sudah “tidak ada”.
Seorang pejabat pemerintah kembali menegaskan bahwa penutupan tidak otomatis menghilangkan nilai yang diusung DOGE sejak awal. Ia menyampaikan melalui platform X bahwa gagasan efisiensi pemerintahan tetap akan dijalankan meski tanpa struktur kepemimpinan terpusat.
“DOGE mungkin tak punya pemimpin terpusat. Namun, prinsip-prinsip DOGE tetap hidup dan kokoh, deregulasi, menghilangkan penipuan, pemborosan, dan penyalahgunaan, membentuk kembali tenaga kerja federal, menjadikan efisiensi sebagai warga negara kelas satu, dll,” ujar pejabat tersebut.
DOGE sendiri didirikan pada Januari, tidak lama setelah Trump mengucap sumpah jabatan di periode kedua. Pembentukan lembaga ini sekaligus menggantikan United States Digital Service (USDS), layanan digital yang dibentuk Presiden Barack Obama pada 2014. Sesuai perintah eksekutif, DOGE semestinya beroperasi hingga Juli 2026. Namun sebelum memasuki tahun berikutnya, keberadaan lembaga itu justru berakhir lebih cepat.
Salah satu sorotan terhadap DOGE adalah penunjukan Elon Musk sebagai pemimpin pertamanya. Taipan teknologi dan CEO Tesla itu ditugaskan memimpin langkah efisiensi federal, termasuk mengawasi pemangkasan anggaran yang dianggap tidak relevan. Namun masa kepemimpinannya hanya berlangsung hingga Mei setelah ia berselisih dengan Trump terkait rancangan undang-undang energi bersih “Big Beautifull Bill”. Musk saat itu menilai rancangan tersebut sebagai “bunuh diri politik bagi Partai Republik”, sedangkan Trump membalas dengan kritik bahwa Musk adalah orang yang “mendapat subsidi paling banyak dari manusia manapun di dunia”.
Hubungan keduanya semakin merenggang ketika Trump menyebut Musk sudah mengetahui bahwa ia tidak mendukung kewajiban kepemilikan kendaraan listrik individual, kebijakan yang selama ini menjadi dorongan utama bisnis Musk.
Dengan bubarnya DOGE, publik kini menunggu langkah lanjutan pemerintahan dalam menjaga efisiensi anggaran federal di tengah dinamika politik dan ekonomi Amerika Serikat. []
Diyan Febriana Citra.

