Dua Drone Rusia Tembus Rumania, Jet Tempur Dikerahkan

Dua Drone Rusia Tembus Rumania, Jet Tempur Dikerahkan

Bagikan:

RUMANIA – Ketegangan di kawasan Eropa Timur kembali meningkat setelah dua pesawat nirawak (drone) Rusia memasuki wilayah udara Rumania, negara anggota NATO, pada Selasa (25/11/2025). Peristiwa tersebut menjadi salah satu bentuk penetrasi terdalam yang pernah tercatat sekaligus insiden pertama yang terjadi pada siang hari sejak pecahnya perang besar Rusia-Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rumania menyampaikan bahwa respons cepat langsung dilakukan. Dua jet tempur Typhoon milik Jerman serta dua F-16 Rumania diterbangkan dalam formasi berpasangan untuk mengejar dan memonitor pergerakan kedua drone tersebut. Salah satu drone akhirnya memutar arah dan kembali memasuki wilayah udara Ukraina, sedangkan satu lainnya ditemukan jatuh di daerah Puieşti, sekitar 70 mil dari perbatasan Ukraina.

Menteri Pertahanan Rumania, Ionuț Moşteanu, menjelaskan bahwa pilot Jerman sebenarnya telah siap melaksanakan instruksi untuk menembak jatuh drone kedua. Namun, keputusan itu tidak perlu diambil karena drone tampaknya kehilangan daya dorong.

“Hasil pemeriksaan menunjukkan drone itu tidak dipersenjatai,” ujar Moşteanu, seperti dikutip dari The Guardian.

Ia menambahkan bahwa secara teknis drone dapat dihancurkan jika prosedur terpenuhi. “Drone itu sebenarnya bisa saja dihancurkan jika semua kondisi terpenuhi. Para pilot harus dapat melihatnya, menguncinya di radar, dan dalam posisi untuk meluncurkan rudal,” lanjutnya.

Menurut laporan resmi, drone pertama terdeteksi pukul 06.28 waktu setempat dan disusul drone kedua pada 07.50. Pemerintah setempat langsung mengeluarkan imbauan perlindungan kepada warga di tiga daerah perbatasan hingga situasi dinyatakan aman.

Insiden tersebut bukanlah yang pertama. Rumania telah mengalami 13 pelanggaran udara oleh drone Rusia, termasuk tiga kejadian dalam sepekan. Pekan sebelumnya, warga desa perbatasan sempat dievakuasi setelah sebuah kapal tanker gas cair terbakar akibat serangan terhadap pelabuhan Ukraina di Izmail, yang hanya dipisahkan Sungai Danube dari wilayah Rumania.

Dalam waktu hampir bersamaan, Moldova juga melaporkan bahwa enam drone Rusia memasuki wilayah udaranya. Salah satu drone yang jatuh di desa Cuhureştii de Jos memiliki model delta wing dengan simbol “Z” di bagian ekornya. Kepolisian Moldova kemudian mengidentifikasi drone tersebut sebagai Gerbera tanpa senjata jenis drone umpan yang sering digunakan Rusia untuk membebani sistem pertahanan udara Ukraina. Drone itu diyakini jatuh karena kehabisan bahan bakar.

Situasi ini memunculkan keprihatinan NATO. Pada insiden sebelumnya, terutama ketika 21 drone Gerbera melintasi wilayah udara Polandia pada September lalu, aliansi membentuk misi Eastern Sentry untuk memperkuat patroli jet tempur di sisi timur Eropa. Namun, penggunaan jet tempur untuk menghadapi ancaman drone dipandang tidak efisien baik dari sisi biaya maupun risiko jatuhnya drone di area permukiman.

Untuk meningkatkan kesiapsiagaan, Amerika Serikat mengumumkan bahwa kapasitas baru sistem penangkal drone akan segera ditempatkan di Rumania. Jenderal Christopher Donahue, komandan Angkatan Darat AS di Eropa dan Afrika, menyatakan bahwa pelatihan telah diberikan kepada tentara Rumania dan negara aliansi lain.

“Kami telah mengujinya dan kemampuan itu kini dalam tahap akhir penerapan… dan saya yakin Anda akan segera melihat kemampuan ini beroperasi di delta [Sungai Danube],” ujarnya saat kunjungan ke pangkalan udara Mihail Kogǎlniceanu.

Insiden beruntun ini menunjukkan kawasan Eropa Timur masih rentan terhadap eskalasi konflik, terutama dari penggunaan drone yang semakin agresif dalam perang modern. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Internasional