JAKARTA – Upaya pemerintah pusat untuk memperkuat ketahanan pangan kembali ditekankan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat menerima Wali Kota Sabang Zulkifli H Adam dan Wali Kota Batam Amsakar Achmad di Jakarta, Rabu (26/11/2025) pagi. Pertemuan yang berlangsung sekitar pukul 06.00 WIB itu membahas masuknya beras impor ke dua wilayah tersebut, sekaligus memetakan langkah permanen memperkuat sektor pertanian lokal.
Dalam suasana yang disebut penuh keakraban, Amran menjelaskan bahwa pemerintah ingin memastikan Sabang dan Batam memiliki solusi jangka panjang sehingga tidak lagi bergantung pada pasokan luar.
“Kita diskusi penuh keakraban, kekeluargaan, dan menghasilkan solusi permanen untuk Sabang dan Batam,” ujarnya.
Amran menegaskan bahwa komitmen pemerintah pusat terhadap dua kota yang terletak di jalur strategis tersebut bukan sekadar respons terhadap masuknya beras impor ilegal, melainkan bagian dari program nasional penguatan produksi domestik. Karena itu, berbagai permintaan dari kedua daerah langsung ditindaklanjuti.
Untuk Sabang, Kementerian Pertanian menyiapkan sejumlah bantuan mulai dari pengembangan padi gogo, kelapa, dan kakao hingga penyediaan alat dan mesin pertanian serta pompa. Menurut Amran, upaya ini penting untuk meningkatkan kapasitas produksi Sabang yang memiliki potensi besar namun belum tergarap optimal. Ia menyebut langsung menghubungi Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono untuk memastikan dukungan pada program desa nelayan merah putih.
“Nah ini yang menarik, ada permintaan kakao, kemudian kelapa, padi gogo, pompa, desa nelayan. Kami langsung telepon Menteri KKP, sahabatku yang luar biasa, langsung beliau penuhi permintaan,” ujar Amran. Ia menambahkan, “Jadi ini adalah Rabu berkah, seluruh permintaan dipenuhi semua. Ini demi untuk rakyat Aceh, demi untuk rakyat Sabang.”
Selain Sabang, Batam juga memperoleh perhatian khusus terutama di sektor hortikultura dan pengembangan jagung. Amran berharap Batam dapat mengambil peluang ekonomi kawasan dengan menjadi penyuplai hortikultura ke Singapura.
“Kemudian kami dukung hortikultura untuk Batam, nanti menyuplai ke Singapura. Ini yang benar, cara-cara ini yang diinginkan Bapak Presiden, cara-cara yang diinginkan pusat,” kata dia.
Tidak hanya fokus pada peningkatan produksi, pemerintah juga menargetkan percepatan ekspor dari Sabang, khususnya komoditas kakao. Amran mengatakan bahwa nilai tambah dari industri olahan cokelat bisa meningkat hingga puluhan kali lipat apabila pengolahannya dilakukan di dalam negeri. Ia memastikan bibit unggul disiapkan dan daerah diberi ruang untuk memperluas industri kakao.
“Berapa saja Bapak minta, Insya-Allah kita penuhi untuk Sabang,” tegasnya.
Dukungan pemerintah pusat ini disambut apresiasi oleh Wali Kota Sabang Zulkifli H Adam yang menyatakan kesiapan daerahnya mengikuti arahan.
“Tentunya kami sebagai kepala daerah, yang disampaikan Pak Menteri tentunya harus kami taati,” katanya.
Nada serupa disampaikan Wali Kota Batam Amsakar Achmad. Ia menilai sinergi pusat dan daerah menjadi kunci penguatan pangan nasional.
“Kalaulah komunikasi antara daerah dengan pusat bisa terbangun seperti ini, Insya-Allah akan sangat kuat Republik ini ke depan,” ujarnya.
Pertemuan itu berlangsung tidak lama setelah Amran melakukan penyegelan 250 ton beras impor ilegal di Sabang pada Minggu (23/11/2025) dan 40 ton beras impor ilegal di Batam pada Senin (24/11/2025). Tindakan tersebut sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang melarang impor beras tanpa izin pemerintah pusat. []
Diyan Febriana Citra.

