Trump Kirim Utusan Khusus untuk Tekan Perdamaian Ukraina

Trump Kirim Utusan Khusus untuk Tekan Perdamaian Ukraina

Bagikan:

WASHINGTON – Upaya penyelesaian konflik Ukraina kembali memasuki babak baru setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pengiriman utusan khususnya, Steve Witkoff, ke Moskow pada pekan depan. Trump, melalui unggahan di Truth Social pada Selasa (25/11/2025), menyebut langkah ini sebagai bagian dari rangkaian diplomasi yang diarahkan untuk mempercepat proses perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Trump menegaskan bahwa Witkoff, yang selama ini dikenal sebagai sosok kepercayaannya di lingkaran dalam, diharapkan dapat membuka ruang dialog langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Saya berharap dia bisa bertemu Putin serta Presiden Ukraina, tetapi hanya jika persetujuan mengakhiri perang ini berada di tahap final atau tahap terakhir,” ujar Trump sebagaimana dikutip AFP. Pernyataan itu menandakan adanya optimisme bahwa perundingan kedua pihak mulai mendekati kesepakatan substantif.

Menurut Trump, sejumlah poin krusial antara Rusia dan Ukraina sudah memperoleh penyesuaian. Ia menyebut hanya sedikit isu yang masih menghambat proses penyelesaian, tanpa merinci apa saja poin yang dimaksud. Namun, pernyataan tersebut memberi sinyal bahwa Washington melihat celah diplomasi semakin terbuka setelah lebih dari tiga tahun konflik berlangsung.

Seorang pejabat Amerika Serikat yang enggan disebutkan namanya menyampaikan gambaran tambahan mengenai proses penyusunan proposal tersebut. Ia mengatakan bahwa dokumen yang sedang dibicarakan kini telah direvisi agar lebih memenuhi kepentingan Ukraina, setelah sebelumnya dikhawatirkan terlalu menguntungkan Rusia. Pejabat itu menegaskan bahwa usulan terbaru dianggap “jauh lebih baik dari sebelumnya”, tanpa mengungkapkan isi rinciannya.

Dari pihak eksekutif AS, Gedung Putih menyatakan secara terpisah bahwa proposal damai tersebut memang menunjukkan kemajuan signifikan. Meski demikian, masih ada beberapa aspek teknis yang harus dibahas lebih lanjut sebelum dibawa ke tahap formal. Hal ini menandakan bahwa proses negosiasi masih berlangsung intens di antara beberapa pihak terkait.

Sementara upaya diplomasi terus digalang, situasi di lapangan masih memperlihatkan eskalasi kekerasan. Pada Selasa (25/11/2025) waktu setempat, Rusia kembali melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah Zaporizhzhia. Sebuah bangunan tujuh lantai dilaporkan hancur akibat hantaman serangan tersebut. Sedikitnya 12 warga Ukraina harus menjalani perawatan medis.

Hanya sehari sebelumnya, serangan udara Rusia juga mengguncang Kyiv. Kombinasi serangan drone dan rentetan rudal memicu kerusakan parah pada sejumlah bangunan dan menewaskan tujuh orang. Serangan beruntun ini memperlihatkan bahwa meski upaya diplomasi meningkat, realitas peperangan tetap berlangsung sengit.

Konflik Ukraina sendiri bermula ketika Rusia melancarkan invasi skala besar pada awal 2022. Sejak itu, kedua negara terjebak dalam perang panjang yang membuat serangan lintas wilayah hampir terjadi setiap hari. Rencana kunjungan Witkoff ke Moskow menjadi salah satu upaya terbaru untuk mencari jalan keluar, meski keberhasilannya masih menunggu hasil pertemuan dengan para pemimpin kedua negara. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Internasional