Korban Tewas Banjir Bandang Sri Lanka Meningkat Jadi 334 Orang

Korban Tewas Banjir Bandang Sri Lanka Meningkat Jadi 334 Orang

Bagikan:

ISTANBUL – Sri Lanka masih berada dalam masa darurat kemanusiaan setelah rentetan banjir bandang dan tanah longsor melanda berbagai wilayah sejak pertengahan November 2025. Dampak buruk cuaca ekstrem yang dipicu Siklon Ditwah terus bertambah, memaksa pemerintah dan lembaga kemanusiaan bekerja tanpa jeda untuk mengevakuasi warga dan mengamankan wilayah yang terisolasi. Pusat Penanggulangan Bencana Sri Lanka, dalam laporan terbarunya yang dikutip media lokal pada Minggu (30/11/2025), menyebut jumlah korban jiwa meningkat signifikan. Total 334 orang dilaporkan meninggal dunia, sementara 370 warga lainnya masih hilang.

Bencana besar ini mulai terjadi sejak 17 November 2025, dan hingga kini operasi pencarian masih digelar di sejumlah wilayah yang mengalami kerusakan paling parah. Newswire melaporkan bahwa tim gabungan masih berjibaku mencapai titik-titik yang tertutup lumpur, runtuhan, maupun aliran air deras. Ribuan relawan dan aparat militer dikerahkan untuk mempercepat proses evakuasi sebelum cuaca kembali memburuk.

Sejak Siklon Ditwah memasuki wilayah Sri Lanka pada Rabu lalu, skala kerusakan semakin meluas. Data pemerintah menunjukkan bahwa sekitar 1,12 juta jiwa dari 309.607 keluarga terdampak secara langsung, menyebabkan banyak daerah harus menutup akses jalan dan memindahkan penduduk ke lokasi yang lebih aman. Menurut News 1st, kini terdapat 1.275 pusat bantuan yang aktif memberikan layanan darurat dan menampung lebih dari 180.499 pengungsi.

Upaya penyelamatan menghadapi risiko tinggi. Sebuah helikopter Angkatan Udara Sri Lanka dilaporkan jatuh pada Minggu ketika melakukan misi kemanusiaan. Beruntung seluruh awak berhasil dievakuasi kemudian dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, sebagaimana diberitakan Daily Mirror.

Di tengah kondisi darurat, pemerintah Sri Lanka juga mengambil langkah administratif dengan menutup seluruh universitas, perguruan tinggi, dan pusat pelatihan vokasi hingga 8 Desember 2025. Kebijakan ini bertujuan mengalihkan fokus nasional pada stabilisasi situasi dan keamanan publik. Media Ada Derana menyebut langkah tersebut sebagai respons langsung terhadap kondisi yang masih labil di banyak distrik.

Presiden Anura Kumara Dissanayake sebelumnya telah mengumumkan keadaan darurat nasional untuk mempercepat mobilisasi sumber daya, termasuk penyaluran bantuan internasional. Pemerintah juga mengajak warga Sri Lanka di luar negeri serta komunitas internasional untuk memberikan dukungan pemulihan. Lebih dari 20.000 personel militer dikerahkan ke daerah-daerah paling terdampak guna mempercepat proses penyelamatan dan distribusi logistik.

Selain banjir, risiko tanah longsor juga meningkat. Delapan distrik kini berada dalam status peringatan merah akibat potensi longsor besar yang dapat mengancam pemukiman di lereng bukit. Pihak berwenang telah mengimbau warga yang tinggal di area rawan untuk mengungsi sedini mungkin.

Dampak Siklon Ditwah bahkan merembet hingga ke India. Menurut All India Radio, Departemen Meteorologi India mengeluarkan peringatan merah untuk wilayah tenggara, mencakup Tamil Nadu bagian utara, Puducherry, dan pesisir Andhra Pradesh selatan. Kondisi angin dan curah hujan ekstrem diprediksi masih akan berlangsung beberapa hari ke depan.

Dengan tingginya jumlah korban dan skala kerusakan, Sri Lanka kini menghadapi salah satu bencana paling berat dalam beberapa tahun terakhir. Penanganan darurat diperkirakan terus berlangsung intensif, sementara upaya pemulihan jangka panjang tengah dipersiapkan pemerintah. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Internasional