WASHINGTON – Ketegangan antara Amerika Serikat dan Venezuela kembali meningkat setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa operasi darat untuk mencegah perdagangan narkoba di wilayah Venezuela akan segera dimulai. Pengumuman itu disampaikan Trump saat mengikuti konferensi video bersama sejumlah prajurit AS dalam rangka libur Thanksgiving pada Minggu (30/11/2025). Langkah ini dinilai sebagai eskalasi baru yang berpotensi memperlebar konflik politik antara Washington dan Caracas.
“Dalam beberapa minggu terakhir, Anda telah berupaya untuk menghalangi para pengedar narkoba Venezuela, yang jumlahnya banyak,” ujar Trump dalam pidatonya di hadapan anggota Angkatan Udara AS, sebagaimana dikutip AFP. Ia menambahkan bahwa pola penyelundupan narkotika yang biasa dilakukan melalui jalur laut kini mulai beralih ke rute darat.
“Kalian mungkin memperhatikan bahwa orang-orang tidak ingin mengirim melalui laut, dan kami akan mulai menghentikan mereka melalui darat. Pengiriman melalui darat juga lebih mudah, dan itu akan segera dimulai,” kata Trump.
Meski demikian, Trump tidak memaparkan seperti apa bentuk konkret operasi darat tersebut, termasuk lokasi, durasi, maupun koordinasi dengan negara-negara tetangga. Sejauh ini, operasi antinarkoba yang dilakukan AS lebih banyak berlangsung melalui udara, termasuk sejumlah serangan terhadap kapal yang dituding membawa narkotika menuju Amerika Serikat. Namun, tidak ada bukti publik yang dirilis untuk mendukung klaim tersebut.
Tak hanya itu, AS juga menunjukkan kehadiran militernya di kawasan dengan menerbangkan pesawat-pesawat pembom strategis, seperti B-52 dan B-1B, di sekitar wilayah udara dekat Venezuela. Manuver udara tersebut menimbulkan kekhawatiran atas meningkatnya risiko gesekan militer, terutama karena Venezuela menganggap aksi itu sebagai provokasi.
Di sisi lain, Presiden Venezuela Nicolas Maduro menolak keras seluruh tuduhan Washington bahwa dirinya atau pemerintahan Caracas terlibat dalam jaringan perdagangan narkoba. Maduro berkali-kali menyebut langkah AS hanyalah upaya politik untuk melemahkan dan akhirnya melengserkan dirinya dari kursi kepresidenan. Menurut Maduro, operasi yang dilakukan AS bukan murni tindakan penegakan hukum, melainkan bagian dari strategi tekanan maksimal terhadap pemerintahannya.
Sebagai respons terhadap tekanan AS, Maduro memerintahkan militer Venezuela untuk meningkatkan kesiapan melalui latihan perang dan parade militer di sejumlah titik. Caracas berupaya menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mempertahankan wilayah kedaulatannya, sekaligus menggalang dukungan publik di dalam negeri.
Situasi ini menciptakan kekhawatiran baru bagi kawasan Amerika Latin. Negara-negara tetangga Venezuela yang selama ini berupaya menjaga stabilitas politik regional dipaksa mencermati langkah AS dan respons Venezuela dengan lebih hati-hati. Jika operasi darat benar-benar dilakukan, dampaknya berpotensi menjalar ke isu keamanan lintas negara, migrasi, serta hubungan diplomatik kawasan.
Hingga kini, belum ada penjelasan resmi lebih rinci dari pemerintah AS mengenai kapan operasi dimulai dan sejauh mana eskalasi militer akan berlangsung. Namun, pernyataan Trump telah membuka babak baru dalam tarik-menarik kekuatan antara Washington dan Caracas. []
Diyan Febriana Citra.

