PARLEMENTARIA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) memberikan jawaban resmi atas pandangan tujuh fraksi DPRD Kaltim dalam Rapat Paripurna yang digelar pada Minggu (30/11/2025) sore. Sekretaris Daerah Kaltim, Sri Wahyuni, menjelaskan bahwa penurunan pendapatan daerah pada rancangan APBD mendatang terutama dipicu oleh berkurangnya Dana Transfer ke Daerah (TKD) dari pemerintah pusat.
“Sampaikan jawaban pemerintah atas pandangan 7 fraksi, kita memberikan penjelasan terhadap beberapa hal yang disampaikan, misalnya terkait kenapa terdapat penurunan pendapatan, ini kan terkait semata-mata karena kita mendapat penurunan dari TKD,” ujarnya seusai rapat.
Sri menegaskan bahwa pemerintah tetap memastikan alokasi anggaran diarahkan untuk memenuhi belanja wajib, belanja mandatory, serta Standar Pelayanan Minimal (SPM). “Kemudian bagaimana memastikan bahwa anggaran ini bisa dialokasikan untuk belanja wajib, belanja mandatory, kemudian SPM itu sudah kita lakukan,” katanya.
Ia menambahkan bahwa program prioritas di sektor pendidikan, termasuk program Gratis Pol dan Jos Pol, tetap menjadi agenda utama yang masuk dalam rencana APBD. “Jadi program prioritas gratis pol dan jos pol sebagai amanat permendagri itu juga sudah dialokasikan di dalam rencana APBD ini, dan yang sudah diberikan kesempatannya,” ucapnya.
Selain menjelaskan arah kebijakan anggaran, Sri juga menyoroti meningkatnya minat investor terhadap pengembangan energi terbarukan di Kaltim. Salah satu yang sedang dijajaki adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). “Kemarin kan Pak Wagub menerima investor yang dia berminat untuk pembangunan PLTS, jadi pembangunan sumber tenaga listrik yang dari energi tebar-tebaran, bukan yang dari batu barang,” tuturnya.
Lebih jauh, ia mengungkapkan bahwa pemanfaatan sampah menjadi energi juga termasuk dalam opsi pengembangan energi bersih yang tengah dikaji. “Ada beberapa sebenarnya termasuk juga yang sampah, sampah dijadikan energi, ini hanya terkait dengan suplainya, mereka ingin seribu tapi kita masih kemampuannya per potasi 800,” katanya.
Sri menilai bahwa akselerasi energi terbarukan harus dilakukan bertahap, namun tetap berorientasi pada peningkatan kontribusi energi bersih di masa mendatang. “Nah itu juga bagian supaya kita mendorong sumbangan energi terbarukan, tentu tidak bisa serta-merta tapi sedikit-sedikit harus kita lakukan,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa masuknya investasi dan industri baru akan memberikan efek domino bagi pertumbuhan ekonomi daerah. “Kalau ada investasi ada industri tentu ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi, kalau investasi itu paling cepat mendorong pertumbuhan ekonomi, karena ada penyerapan tenaga kerja, ada ekonomi real yang bergerak,” ujarnya.
Menurutnya, peningkatan aktivitas ekonomi juga akan berdampak pada perputaran kebutuhan masyarakat di seluruh sektor. “Makin banyak orang, banyak kebutuhan makan minum, pasokan supply itu akan bergerak semua ekonomi realnya,” ungkapnya. []
Penulis: Yus Rizal Zulfikar | Penyunting: Agnes Wiguna

