JAKARTA – Kementerian Sosial dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi resmi memperkuat kerja sama untuk membuka jalan bagi lulusan Sekolah Rakyat (SR) agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Komitmen tersebut tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Mendiktisaintek Brian Yuliarto di Jakarta, Selasa (02/12/2025). Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah memperluas kesempatan pendidikan bagi siswa dari kelompok rentan.
Gus Ipul menjelaskan bahwa kerja sama ini berperan sebagai jembatan antara pendidikan dasar yang diterima siswa SR dengan kebutuhan akademik di tingkat lebih tinggi. Ia menekankan bahwa pemerintah ingin memastikan setiap lulusan memiliki arah yang jelas setelah menamatkan pendidikan menengah.
“Ini adalah bagian dari hilirisasi yang kita harapkan nanti lulusan-lulusan Sekolah Rakyat bisa mendapatkan tempat atau bisa meneruskan pembelajarannya di Perguruan Tinggi sesuai dengan minat bakatnya,” ujar Gus Ipul.
Salah satu instrumen pendukung yang saat ini diterapkan di Sekolah Rakyat adalah tes DNA Talent. Menurut Gus Ipul, tes tersebut dipersiapkan untuk membantu mengidentifikasi potensi siswa sejak awal. Dengan demikian, para pengajar dapat memberikan pendampingan yang lebih terarah.
“Untuk mengetahui minat bakat mereka, pada kesempatan awal ini kita membuat tes DNA Talent,” katanya. Ia menambahkan, “Setelah kita membuat tes DNA Talent itu, ada beberapa rekomendasi untuk mereka-mereka, bagaimana ke depan mereka bisa sebaiknya berprofesi di bidang apa.”
Gus Ipul menegaskan bahwa perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap masa depan lulusan SR cukup besar. Ia menyampaikan kembali arahan Presiden agar setiap siswa dapat mengakses pendidikan tinggi atau memasuki dunia kerja sesuai kompetensinya.
“Intinya kami ingin bahwa teman-teman yang lulus ini nanti bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi atau bekerja dan mendapatkan tempat sesuai minat bakatnya. Jangan sampai mereka lulus SMA terus malah enggak dapat tempat dan kemudian dia menganggur. Itu yang menjadi arahan dari Bapak Presiden,” ujarnya.
Di sisi lain, Mendiktisaintek Brian Yuliarto merinci bentuk pendampingan yang akan dilakukan perguruan tinggi. Ia menjelaskan bahwa sistem pembinaan nantinya melibatkan dosen dan mahasiswa yang secara berkala akan mendatangi SR.
“Kami akan memasangkan satu kampus itu membina satu Sekolah Rakyat atau dua Sekolah Rakyat sehingga nantinya mahasiswa dan dosen itu bisa secara teratur, secara berkala, itu mendatangi Sekolah Rakyat ini untuk melakukan proses-proses pembinaan, motivasi,” jelas Brian.
Brian menuturkan, pihaknya menyiapkan jalur lanjutan baik untuk perguruan tinggi akademik maupun vokasi. Selain memberikan motivasi, kampus juga akan memberikan informasi mengenai berbagai bidang keilmuan agar siswa memahami dengan lebih jelas dunia yang akan mereka masuki.
“Dengan adanya Perguruan Tinggi-Perguruan Tinggi yang membina para calon lulusan ini, diharapkan adik-adik kita dari Sekolah Rakyat itu menjadi lebih baik pemahamannya. Mereka juga menjadi lebih termotivasi untuk melanjutkan pendidikan tinggi,” katanya.
Ia juga memastikan bahwa akses beasiswa diprioritaskan bagi siswa SR, terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. “Tadi kami sudah bicarakan juga, tentu karena adik-adik ini berasal dari Desil 1, 2, ya Pak, itu yang juga memenuhi standar untuk diberikan beasiswa KIP-K (Kartu Indonesia Pintar Kuliah). Sehingga mereka dapat dipastikan bahwa mereka juga akan menerima beasiswa KIP-K,” terang Brian.
Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem pendidikan yang inklusif, sekaligus memastikan bahwa siswa Sekolah Rakyat memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan bersaing di masa depan. []
Diyan Febriana Citra.

