JAKARAT – Keberadaan Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi’i dalam Reuni Akbar 212 yang berlangsung di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (02/12/2025) malam, menjadi penanda bahwa pemerintah pusat memberikan ruang dialog dengan berbagai elemen masyarakat. Syafi’i hadir sebagai perwakilan resmi pemerintah dan membawa pesan Presiden Prabowo Subianto terkait pentingnya melindungi rakyat dalam setiap kebijakan negara.
Di hadapan peserta reuni, Syafi’i membacakan pesan Presiden yang menekankan bahwa negara tidak boleh menempatkan rakyat sebagai objek kesalahan.
“Dengan tegas Pak Prabowo mengatakan bahwa tidak boleh mencari-cari kesalahan kepada rakyat. Rakyat ini harus dibela. Rakyat ini harus disejahterakan, harus dilindungi. Tidak boleh dicari-cari kesalahannya, apalagi dikriminalisasi,” ujar Syafi’i. Pesan ini disambut antusias oleh peserta acara yang datang dari berbagai daerah.
Syafi’i kemudian menyoroti peran organisasi masyarakat yang hadir dalam pergerakan 212. Menurutnya, keberadaan organisasi tersebut semestinya dipandang sebagai upaya positif dalam menyatukan energi masyarakat ke arah pembangunan.
“Mereka membuat organisasi untuk menyatukan kekuatan, membuat Indonesia cepat maju dan berkembang. Jangan dicari-cari kesalahannya,” imbuhnya. Ia menegaskan pentingnya melihat potensi kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam mencapai tujuan bersama.
Selain menyampaikan pesan Presiden, Syafi’i juga mengulas sejumlah kebijakan yang menunjukkan perhatian pemerintah terhadap umat Islam. Ia menyebut persetujuan pendirian Kampung Haji Indonesia di Arab Saudi sebagai salah satu langkah strategis yang akan memudahkan jamaah Tanah Air. Ia juga menyinggung pembentukan Direktorat Pondok Pesantren yang berada di bawah Kementerian Agama sebagai wujud penguatan pendidikan keagamaan.
Pada sesi berikutnya, Presidium Alumni 212 mengemukakan sebuah usulan yang langsung menarik perhatian publik. Mereka meminta agar tanggal 2 Desember, yang dikenal sebagai momen aksi besar 2 Desember 2016, dijadikan hari libur nasional. Menanggapi hal itu, Syafi’i menyatakan kesiapannya menyampaikan aspirasi tersebut kepada Presiden.
“Apakah bisa atau tidak (terealisasi), itu harus saya sampaikan kepada Presiden,” jelasnya, menegaskan bahwa kewenangan akhir berada di tangan kepala negara.
Acara Reuni Akbar 212 tahun ini juga dihadiri Gubernur Jakarta Pramono Anung. Meski tidak memberikan sambutan, kehadirannya dianggap sebagai representasi dari pemerintah daerah yang turut memantau jalannya acara besar tersebut. Ratusan peserta dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, hingga sejumlah kota lain terlihat memadati area Monas sejak petang.
Pelaksanaan reuni berlangsung tertib, dengan berbagai rangkaian kegiatan keagamaan dan doa bersama. Bagi sebagian peserta, pertemuan tahunan ini menjadi ruang konsolidasi sekaligus kesempatan untuk menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah. []
Diyan Febriana Citra.

